ibnoe's website | Members area : Register | Sign in

AL-Manar pengasih kp

AL-Manar pengasih kp
Automobile

Cowok Kok Girlish ? ? ?

Jumat, 18 Februari 2011


Tampang macho tapi dandanan feminin, malah centil. Bukan bencong, tapi ngakunya pejantan tangguh. Itulah cowok-cowok girlish. Sekedar mode, atau ada yang lain?

Tampang sih macho, tapi dandanan? Ya ampun girlish abis! Bajunya junkies, celana gombrang, ada juga yang nekat piercing anting di kuping. Belum lagi asesoris cewek macam ikat rambut. Kadang dipake buat ngiket rambut yang gondrong, atau dijadiin gelang di tangan. Kalau perlu rambut juga ditoning atau diwarnain. Pokoknya, girlish total!

Apa sih girlish?

Menurut Webster New Word Dictionary “girlish” itu adalah: of, like, or suitable to a girl or girlhood. Artinya, cowok yang berpenampilan ala cewek. Gaya macam gini nggak cuma didominasi para bencong alias abal-abal. Cowok-cowok yang normal juga suka berdandan girlish. Vokalis Slank, Kaka, misalkan dulu sering pake baju junkies, ketat, transparan macam cewek-cewek. Setali tiga uang ama Kaka adalah vokalis grup asal Bandung /rif. Kalau kamu simak penampilannya di layar kaca terkadang suka ditambah make up yang agak medok, termasuk lipstick. Gaya make up medok itu juga diperagakan oleh grup asal Inggris Duran Duran yang ngetop tahun 80-an. Sebelumnya ada penyanyi yang udah bangkotan, David Bowie tampil dengan gaya glam rock. Genit persis cewek-cewek.

Boyz, jaman sekarang emang nggak ada aturan yang ngelarang dandanan. Mau pake apa aja dan bergaya apa aja boleh. Itu kan hak asasi manusia. Tapi, pantes nggak sih cowok ber-girlish ria? Gimana juga cowok girlish di mata cewek?

Ati-ati Bro!

“Geli!” kata Pratiwi, seorang cewek yang berhasil dihadang SODA. Cewek keling-manis yang bentar lagi diwisuda ini ngaku nggak suka ama cowok-cowok yang girlish. “Cowok itu bagusnya tampil rapi deh,” ia ngasih alasan. Di kampusnya sendiri ada beberapa teman kuliahnya yang tampil girlish. Lahir-batin sih mereka normal, alias nggak punya kecenderungan aneh. Cuma ya itu aja, suka berdandan girlish. Pratiwi ngaku jadi geli ngeliatnya.

Tuh, boyz, simak deh pandangan cewek soal dandanan. Meski di negeri yang sekuler ini soal dandanan nggak jadi persoalan, tapi apa mau dipandang geli ama cewek-cewek? Niatnya mo tampil keren eh malah diketawain ama orang-orang. Kan nggak lucu.

Tapi buat mereka yang udah ngerasa nyaman dengan dandanan centilnya pandangan orang lain ya kagak ngaruh. Kalau pikiran dan badan udah ngerasa enak dengan gaya girlish, jalan aja terus. The show must go on.

Soal kecenderungan cowok tampil girlish juga dipengaruhi dunia mode. Hari gini, para perancang mode suka bikin macam-macam jenis baju. Ada baju yang memang dirancang khusus untuk cowok. Tampilannya jelas maskulin. Kaos, kemeja, celana panjang, ataupun jasnya memang khas untuk memperlihatkan sisi maskulin para cowok. Ada juga jenis pakaian yang unisex. Yakni pakaian yang emang dirancang untuk bisa dipakai oleh kaum pria ataupun wanita. Tapi yang bikin kita ber-istighfar adalah pakaian cewek tapi dipakai oleh para cowok. Inilah yang disebut girlish. Meski kata perancang busana itu sah-sah aja, tapi bener itu sah?

Dress Code Cowok Muslim

Bro, soal pakaian sebenarnya bukan cuma urusan kain nempel di badan. Berpakaian itu kudu memperhatikan soal etika dan estetika. Hukum dan keindahan. Paling pokok ya soal hukum, keindahan sih nomor sekian. Yup, agama kita udah ngajarin dengan detil banget soal berpakaian. Fungsi pokok pakaian adalah menutupi aurat. Buat para cowok, aurat itu ada di antara pusar sampai bagian lutut. Dengkul alias lutut sendiri bukan aurat, tapi yang ada di atas lututlah auratnya. Rasulullah saw. pernah bersabda, “Janganlah menampakkan pahamu dan janganlah melihat paha orang yang masih hidup dan telah meninggal.”

Imam Abu Daud dan Tirmidzi juga pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah menegur seorang sahabat yang tersingkap kainnya sehingga nampak pahanya. “Apakah engkau tidak tahu bahwa paha adalah aurat?”

Selain menutup aurat, ternyata para cowok juga punya batasan lain dalam soal berpakaian, yakni dilarang memakai memakai sutra. “Telah diharamkan memakai sutra dan emas bagi kaum pria dan dihalalkan bagi kaum wanita di antara mereka.”(hr. Tirmidzi). Beliau juga menambahkan, “Sesungguhnya (pria) yang memakai sutra adalah mereka yang tidak mendapat bagian di akhirat.”(hr. Bukhari, Muslim). Lebih jauh lagi Nabi saw. bilang bahwa sutra dan emas adalah pakaian untuk kaum pria di surga. So, be patient, Bro! Sabar aja sampai kita masuk surga.

Sekali waktu pernah juga sih Rasulullah saw. ngasih izin kepada dua orang sahabat untuk memakai sutra. Yakni Zubair bin Awwam dan Abdurrahman bin Auf radliallahu anhuma, karena keduanya menderita gatal-gatal jika memakai pakaian dengan bahan biasa. Artinya, ini hanya berlaku dalam keadaan darurat, buat para cowok yang sakit kulit dan hanya bisa memakai sutra.

Soal girlish gimana? Ini juga dijelasin oleh Islam. Nabi saw. sudah bikin penjelasan kalau cowok dan cewek emang beda. So, jangan disama-samain. Bukan hanya soal mental dan biologisnya, tapi display-nya alias penampilan luarnya emang kudu beda. Cewek punya asesoris tersendiri yang kagak bisa dipinjem oleh mahluk cowok. Mulai dari anting, kalung, sampai pakaian. Untuk para cewek Allah sudah mewajibkan mereka memakai kerudung dan jilbab saat berada di tempat umum. Tapi selain kerudung dan jilbab, mereka boleh saja memakai celana panjang (khas cewek), rok, kaos dan kemeja di tempat-tempat khusus, atau di antara sesama cewek lagi.

So, cowok udah dibatasi nggak boleh memakai asesoris dan pakaian yang jadi “kebangsaan” para cewek. Dalam satu hadits disebutkan, “Rasulullah saw. melaknat laki-laki yang meniru perempuan dan perempuan yang meniru laki-laki.”(hr. Bukhari).

Bro, kalau kamu cowok tampilin dong sejatinya seorang cowok. Gentle dan macho, tinggalin asesoris yang girlish, yang bikin cewek-cewek jadi geli. Ini cowok atau mahluk hermaphrodite? Berkelamin ganda? Udah gitu, nggak ada itungannya dalam Islam seorang cowok tampil girlish. Bersih dan fresh itu nggak mesti girlish. Cowok sejati juga bisa tampil begitu. Nggak percaya, buktiin aja sendiri.
sumber: gaulislam > Posted in OnlyBoy by Hafsa Mutazz on the December 9th, 2009

Cewek Modal Display


Aha! Pasti udah tahu dong bahwa ada begitu banyak kontes umbar aurat lainnya juga bertebaran: ada Miss World, Miss International, Miss Campuss, Miss USA, Miss Indonesia, Puteri Indonesia, dan masih banyak lagi. Indonesia bahkan beberapa kali ikutan ngirimin cewek yang display-nya aduhai ke ajang Miss Universe. Latah banget ya? Duh, kok para perempuan itu begitu antusias mengikuti berbagai macam lomba sejenis yang intinya adalah ajang untuk memamerkan auratnya sebebas-bebasnya. Saya juga perempuan, tapi nggak mau tuh pamer aurat. Itu merendahkan harkat dan martabat wanita!

Oya, perempuan juga ada di iklan pun. Mulai dari produk permen hingga mobil, semua memakai tubuh perempuan sebagai upaya menarik konsumen dengan tujuan melariskan dagangannya. Rambut, kulit, gigi, pipi, mata, kaki, tumit, hingga ke ketiak, semua merupakan komoditi laris untuk ‘menjual’ perempuan.

Sebagai perempuan, pernahkan terbersit di benak kita “Mengapa perempuan itu begitu senang dan bangga ketika tubuhnya diekspose sedemikian rupa?” Fitrah pemalu yang ada pada diri perempuan seolah sirna ketika pandangan takjub audiens dan kilatan lampu blitz semakin menelanjangi tubuh mereka yang sudah setengah telanjang itu. Mengapa ini terjadi?

Kebodohan merajalela

Yupz, kebodohan merajalela di tubuh umat termasuk perempuan. Akibatnya jelas, perempuan menjadi mudah dibodohi dengan ‘iming-iming’ ketenaran semu dan kemewahan duniawi. Kemolekan tubuh perempuan dijadikan ajang eksploitasi. Celakanya, justru yang mengeruk keuntungan lebih besar dari semua itu adalah mereka yang memiliki modal. Perempuan hanya dijadikan ujung tombak yang mendapat rupiah tak seberapa. Karena faktor kebodohan, perempuan merasa bahwa ia dipuja dan dihargai.

Gimana tidak disebut bodoh, ketika dalam sebuah tayangan iklan, perempuan digambarkan kucel dan terbelakang dengan rambut panjang dan kacamata tebalnya. Lalu secara otomatis, perempuan ini bisa menjadi idola dengan memakai produk tertentu. Bukan produknya yang jadi masalah, namun penampilan perempuan tersebut yang ternyata berubah menjadi berambut pendek tanpa kacamata dan yang paling bikin jakun lawan jenis naik turun adalah gaya berpakaiannya. Perempuan ini memakai rok super pendek dan baju atas you can see (everything?) dan berjalan berlenggak-lenggok dengan ganjennya. Ckckck, untuk jadi popular harus bertingkah murahan seperti itu?

Kasihan perempuan. Jauh lebih kasihan lagi perempuan yang dipajang di display hanya sekadar sebagai pajangan untuk menarik minat pembeli. Mulai dari SPG (Sales Promotion Girl) yang syarat utama adalah penampilan menarik (baca: tidak memakai kerudung apalagi jilbab) hingga kontes Miss apa pun itu namanya.

Kontestan finalis lomba Miss atau Puteri-Puteri-an itu hanya dijadikan sebagai pelengkap penderita dalam setiap kesempatan. Dibawa ke ajang pariwisata, paling-paling tugasnya cuma menyambut dan mendampingi pejabat yang datang. Bilapun ada yang berdalih untuk menaikkan jumlah wisatawan yang hadir, jadi muncul pertanyaan, “Ini yang dijual Miss Pariwisatanya ataukah obyek wisata yang ada?”

Rancu. Belum lagi para pemenang kontes umbar aurat itu selalu dijadikan ikon untuk misalnya peduli kanker, peduli AIDS, peduli lingkungan, dll. Padahal kontribusinya juga tak jelas pada semua gerakan tersebut. Belum lagi ketika ditanya tentang sesuatu agak mendetil yang membutuhkan luasnya wawasan dan kecerdasan, seringkali jawabannya tulalit. Inikah potret perempuan yang dikatakan mempunyai ‘brain, beauty dan behaviour’ itu?

Perempuan, jangan mau jadi korban!

Dari berbagai gambaran di atas, jelas sekali kalau perempuan itu hanya dijadikan objek pelengkap penderita saja. Anehnya lagi, dari pihak perempuan sendiri merasa asik-asik saja diperlakukan demikian. Tapi sebetulnya, cuma perempuan bodoh dan mau dibodohi saja yang rela diperlakukan demikian. Perempuan smart atau cerdas pasti bakalan ogah memilih jalan hidup yang menghinakan seperti itu.

Bro en Sis, sebetulnya dalam hal ini, siapa atau pihak mana sih yang diuntungkan dengan adanya tren cewek modal display? Jelas banget kalo yang diuntungkan itu pastilah mereka orang-orang yang mendewakan materi sebagai tuhan dalam hidup ini. Mereka yang menganggap bahwa kebahagiaan terbesar adalah ketika kepuasan duniawi semisal duit dalam jumlah banyak plus perempuan bertubuh molek bertebaran di sekeliling untuk dilecehkan. Orang tipe ini yang ada di pikirannya hanyalah seputar perut dan apa yang di bawah perut (syahwat).

Mereka ini adalah pemodal alias orang yang mempunyai duit banyak. Dengan duit itu mereka seolah-olah mampu membeli perempuan untuk diperbudak semau mereka. Jadilah fenomena cewek modal display ini makin marak karena dari pihak cewek atau perempuan sendiri memang bangga bila sudah jadi budak materi. Klop!

Orang seperti ini dilindungi oleh sistem yang bernama kapitalisme. Karena memang dari namanya saja, sistem ini jelas menguntungkan mereka para pemilik modal. Jadi jangan heran bila akhirnya hukum rimba yang berlaku. Siapa yang kuat (duitnya banyak) dialah yang menang. Dalam hukum rimba seperti ini, hewan-hewan lain di sekeliling hanya ikut dan ho’oh saja karena takut dilahap si raja rimba.

Masalahnya, perempuan bukan kumpulan hewan tak berdaya. Perempuan adalah manusia dengan segenap potensi yang diberikan Sang Pencipta padanya sebagaimana yang diberikan kepada laki-laki. Perempuan mempunyai akal yang bisa dimaksimalkan untuk menolak eskploitasi dirinya. Ditambah dengan keimanan yang mendalam, perempuan cerdas berani bertindak dan berkata TIDAK pada semua jenis pelecehan apa pun itu bentuknya.

Perempuan, bangkitlah!

Tak ada alasan bagi perempuan untuk berdiam diri menyaksikan kaumnya dilecehkan sedemikian rupa. Karena sungguh, Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu mau berusaha mengubah nasibnya sendiri (coba deh, cek di al-Quran surat ar-Ra’d ayat 11). Begitu pula dengan perempuan.

Kapitalisme hadir untuk menghinakan perempuan dan harkat kemanusiaannya. Begitu juga isme lain yang sudah sekarat yaitu sosialisme (termasuk komunisme di dalamnya), sudah dicampakkan di banyak negeri karena bukannya menjunjung tinggi martabat manusia tetapi malah semakin merendahkanya. Hanya Islam saja yang telah terbukti selama lebih dari 14 abad memuliakan kehidupan, bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan.

Islam memuliakan perempuan dengan segenap keistimewaan yang ada pada dirinya. Sekuat apa pun laki-laki, ternyata surganya ada di bawah telapak kaki ibu. Sehebat apa pun seorang suami, ia bukan apa-apa tanpa perempuan salihah di sisinya. Perempuan adalah tiang negara. Karena posisinya sebagai tiang inilah, kualitas dirinya harus benar-benar teruji sebagai penyangga sebuah peradaban.

Kualitas bukanlah kuantitas. Kualitas mengacu pada nilai diri seseorang dalam hal ini adalah perempuan. Sedangkan kuantitas mengacu pada materi atau dalam hal ini bisa disebut secara fisik. Belum pernah ada kehebatan sebuah negara ditentukan seberapa cantik atau seberapa seksi perempuan yang jadi warga negaranya. Sebaliknya, negara yang menjadikan perempuan hanya sebagai display, maka siap-siap saja menunggu kehancurannya.

Perempuan memang cantik. Ini adalah sesuatu yang alami ada pada diri setiap perempuan. Karena kecantikan ini pula diberlakukan keistimewaan pada diri perempuan yang berbeda dengan laki-laki, semisal dalam hal berpakaian. Auratnya adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Aturan syariat ini ada karena Islam ingin menjaga perempuan agar tetap cantik karena tubuh dan kulitnya terlindung di balik kain yang lembut.

Begitu juga dalam hal mencari duit untuk nafkah keluarga. Perempuan tidak mempunyai kewajiban bekerja. Bilapun ada kondisi tertentu yang membuat perempuan ‘harus’ bekerja, maka itu pun harus tetap memperhatikan aturan syariat semisal dalam hal berbusana. Ia tetap harus bekerudung dan berjilbab ketika keluar rumah, tidak khalwat (berdua-duaan dengan laki-laki non mahrom), tidak ikhtilat (bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan tanpa ada alasan yang syar’i) dan sesuai dengan fitrahnya sebagai perempuan. Satu lagi yang penting, ia pun harus mendapatkan izin dari walinya, bisa suami atau ayahnya. Subhanallah, hebatnya Islam!

Keluarnya perempuan untuk bekerja, seyogyanya dalam rangka memaksimalkan potensi dirinya untuk kemaslahatan umat. Cewek modal display hanya mengandalkan sisi keperempuanan secara tubuh, seolah perempuan tak punya modal lain selain itu saja. Ih… merendahkan banget! Padahal bila mau, perempuan bisa sangat cerdas dan berkualitas. Inilah yang saat ini seharusnya dimaksimalkan oleh perempuan agar tak ada lagi pihak yang memperlakukan dirinya ‘habis manis sepah dibuang’. Cewek modal display bila sudah tak cantik lagi dan kulitnya mulai berkerut, siapa juga yang mau mempekerjakan dirinya? Beda dengan akal dan akhlak yang lifetime-nya hingga nyawa menjemput.

So, Islam menjamin keberlangsungan perempuan dengan memaksimalkan potensi akal dan akhlaknya demi kebaikan perempuan itu sendiri. Hanya perempuan yang tak tahu berterima kasih saja yang enggan memakai Islam dalam segenap aspek kehidupannya. Jadi, kalo kamu termasuk perempuan yang tahu berterima kasih terhadap yang menciptakan dirimu, plus juga cerdas dan salihah, pasti deh bakalan memilih hidup cara Islam dan mencampakkan pilihan hidup lain selain Islam. Abisnya, udah tahu nikmatnya Islam sih! Ok?

Jadi, profesi cewek modal display? Ih…nggak level!
sumber gaulislam edisi 168/tahun ke-4

Antara Cinta dan Nafsu



Sobat gaulislam, pasti di tempat kamu tinggal ada taman kota kan ya. Coba amati apa aja yang terjadi di taman kota saat pagi, siang, malam bahkan dini hari or subuh hari. Kalo lagi nggak repot, boleh deh kamu itung ada berapa pasang manusia (lawan jenis) yang lagi ‘ehm ehm’(baca: ‘umbar nafsu’). Kalo di taman kota tempat saya tinggal (berbentuk siring di tepi sungai dan dihiasi lampu taman gitu), waduh… berita nggak enak dibaca, dilihat, bahkan didenger. Itu udah jadi konsumsi masyarakat. Di seberang taman (dipisahkan oleh sungai besar) ada kedai makan di tepi sungai tempat dulu saya sering nongkrong bareng temen-temen. Nah, dari kedai justru keliatan pasangan manusia lawan jenis yang lagi ngumbar nafsu di taman kota itu. Bahaya!

Dikira mereka nggak keliatan tuh, padahal kelihatan jelas banget dari kedai. Udahlah yang cewek pake kerudung, yang cowok sok ngebujuk-bujuk “if u love me so kiss me” plus acara grapa-grepenya. Nah itu baru sekeping fakta dari kota tempat saya tinggal. Hiks..

Terperangkap!

“Igh! Nggak gitu deh! Pacaran mah biasa aja. Paling pegangan tangan, pelukan…” Eits, ada yang nyolot!

“Boro-boro pegangan! Pacarannya islami nih! Nggak pake bedua, nggak pake pegang-pegangan. Paling sms-an or bbm-an, telponan, chatting. Kalo jalan juga bareng keluarga atau temen-temen” Nah… nah, ada lagi yang ngebela diri. Huupss!

“Kalo nggak pacaran, gimana bisa kenal lawan jenis? Kalo nggak dicoba mana tau dia masih perawan atau nggak? Saya kan nggak mau punya calon istri yang nggak perawan.” Waduh, ngasal banget nih! Kacau dah!

Nah itu tuh, itu yang bikin sulit ngebedain yang mana cinta dan mana yang nafsu. Coz, kalo udah ngebet mah jadi beda-beda tipis gitu. Heuheu. Mo nikah, masih ‘muda, masih sekolah, belum siap. Tapi ngebet, pengen dimiliki en memiliki. Tapi kok siap sih grapa-grepe gitu? Kok siap sih ngumbar nafsu baik secara fisik or hati (jiah..). Nah, itulah nafsu. Nggak mikir entar ke depannya bakal gimana. Apalagi yang namanya penyesalan nggak pernah datang duluan, pasti belakangan. Akhirnya terperangkap deh !

Ada apa di balik nafsu?

Hehe.. iya nih, ada apa ya di balik nafsu? Apalagi cinta dan nafsu jadi beda-beda tipis gitu kalo kondisinya udah ngebet banget! Halah, jangan jadi alesan deh. So, gimana dunk supaya hawa nafsu nggak menjerumuskan kita semua dalam kemaksiatan? Ada yang kudu dipahami nih, sebab ada faktor internal (dalem) dan eksternal (luar).

Faktor internal jelas dari diri kita sendiri. Apakah selama ini kita memahami bahwa kita adalah hamba Allah Ta’ala? Kalo udah tahu bahwa kita diciptakan Allah Swt. untuk beribadah (beraktivitas sesuai aturan Allah) kepadaNya artinya kita kudu ngeh apa aja aturan-aturan Allah buat ngatur hidup kita.

Rasulullah jelas banget nih ngasih tahunya sewaktu ditanya ama para shahabatnya. “Para shahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah jika salah seorang di antara kami mengikuti syahwatnya, adakah ia mendapat pahala karenanya?’ Rasulullah bersabda,’Tahukah kalian jika seseorang menumpahkan syahwatnya pada yang haram tidakkah ia berdosa?’ Maka demikian pula apabila ia menempatkan syahwatnya pada yang halal adalah pahala baginya.” (HR Muslim)

So, kalo hawa nafsu udah menguasai, jangan dilupain deh ilmu-ilmu Islam yang udah kita kaji. Selain diajarin shaum (puasa), perbanyak baca al-Quran, shalat wajib jangan ditinggal juga tambahin deh pake shalat sunnat. Nah, ibadah mahdhoh kalo ditekuni serius, ikhlas lahir batin, insya Allah mampu meredam nafsu. Terus, jangan forsir energi dan pikiran buat hal-hal yang nggak berguna. Contohnya neh, pas saya nongkrong di warung pempek, sempet nguping rumpian tiga orang cewek. Yang dirumpiin ternyata kasus para cowok-cowok mereka yang hobi kelain hati.

Aduh Neng! Belon juga merit, masih pada sekolah, yang dipikirin malah gimana supaya cowok-cowok ‘yang jelas bukan suami mereka’ agar nggak kelain hati! Coba kek pikirin bisnis yang menghasilkan duit dengan cara yang halal, jadi bisa ngeringanin pengeluaran ortu atau mikirin kondisi sekolah gimana supaya bisa taat syariah dan pro penegakan khilafah, atau ngerumpiin gimana caranya bikin pengajian yang nggak panas-panas tahi ayam alias angin-anginan. Pastinya lebih berguna deh.

Nah, kalo faktor eksternal artinya dari luar diri kita. Misalnya pengaruh dari temen-temen yang nggak bener, juga peran media tv-internet-musik-media cetak bahkan bisa bikin kita terjerumus ke dalam kemaksiatan. Nggak usah terpengaruh bujukan teman-teman yang bilang bahwa “virgin itu nggak ok!” Atau “Kalo cewek elo tetep perawan, cemen deh!” Udah, jangan hiraukan temen-temen yang kayak gitu. Justru seharusnya seorang mukmin jadi cermin mukmin yang lain, di mana aja kalo ketemu kudu saling mencegah tindakan yang bakal mencemari kehormatan saudaranya dan kudu melindungi.

Kalo masalah media elektronik en cetak, waduh, udah deh jauhin aja. Kalo yang nggak perlu-perlu banget nggak usah diliat. Ini mah, lagi rame-rame video mesum seleb, heboh pada sibuk transfer via bluetooth ke hape masing-masing. Sibuk ngunduh di komputer. Bahkan ampe bela-belain seleb yang oknum video mesum itu. Idih, kayak nggak ada kerjaan yang laen aja. Coba deh mending kamu nyuci cucianmu yang segunung, lumayan kan bisa ngeringanin beban nyokap or pembokat, malah dapet pahala en bisa ngalihkan kamu dari kesibukan yang nggak berguna atau bahkan yang dimurkai Allah Swt. Na’udzubillah min dzalik.

Efek dari nonton tayangan-tayangan dan bacaan-bacaan ‘yang merangsang’ bisa serius loh dampaknya. Minimal pasti gharizah na’u alias naluri ‘melestarikan jenis’ bakal terwujud dalam bentuk ‘piktor alias pikiran kotor’ en ‘ngelonjor alias ngelamoen jorok’ terus berlanjut ke—sori—masturbasi. Yang parah, kalo udah grapa-grepe, tindak pencabulan, perzinaan ampe pemerkosaan. Waduh!

Nah, kalo udah kayak gini, pemerintah seharusnya udah turun tangan dan tegas buat ngurus para pemudanya. Biar pun di rumah udah diajarin tapi lingkungan juga kagak bener, tetep jadi bablas kan? Jangan ampe deh para pemuda Islam terjerumus dalam kemaksiatan.

Siapkan diri

Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang cerdas ialah orang yang mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian.” (HR Tirmidzi)

Duh, kalo baca ni hadis jadi malu dah ama diri kita sendiri. Bukannya pada inget kematian dan kehidupan akhirat, malah banyak maksiatnya karena ngumbar hawa nafsu melulu.

Nah, sekarang gimana kalo kita siapin diri kita supaya nggak terjebak dalam hawa nafsu dan bisa menemukan apa yang namanya cinta?

Pertama, kudu ngaji alias mengkaji Islam. Penting nih, Bro en Sis. Maksudnya penting buat bekal dunia-akhirat, bukan buat ajang mejengin para ikhwan-akhwat pengajian lah! Oya, tapi juga tetep kudu diteliti, yang dikaji tentang apa aja. Kalo ngaji, tapi malah ngajarin untuk nggak sholat, boleh ngelakuin hubungan suami istri tanpa nikah, ya itu sih namanya sesat deh! Tapi kalo ngajarin shalat lima waktu, shaum, zakat, makna jihad yang benar, perjuangan menegakkan khilafah. Itu baru keren!

Kedua, harus siap aplikasi (wedew!): yup, konsekuensi dari ngaji Islam adalah aplikasi dalam keseharian. Sama juga bohong kalo ngaji, tapi teteup nggak shalat, tetep pacaran.

Ketiga, pinter-pinter milih aktivitas yang berguna dan syar’i agar bisa meredam dan mengalihkan nafsu. Contohnya banyak, Sobat. Perbanyak aktivitas taqarub kepada Alloh. Jadikan shaum sebagai perisai. Dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah saw. pernah menasihati orang-orang yang belum menikah. Sabdanya, “Wahai pemuda! Siapa di antara kamu yang sudah mencapai ba’ah (mampu menikah), maka menikahlah karena itu akan lebih menjaga mata dan kehormatanmu. Dan siapa yang belum mampu, maka shaumlah karena shaum merupakan benteng (dari perbuatan zina)”

Keempat, jaga hati dan pandangan. Susah memang, apalagi jaga pandangan bagi para kaum adam yang hidup di tengah-tengah kaum hawa yang udah pada tampil ‘ berani’. But, kalo buat amar ma’ruf nahi mungkar, nasehatin para kaum hawa untuk nggak mamerin auratnya ya wajib lah! Misalnya: “Tuh, Sista, tolong jaga auratnya ya! Kalo keluar rumah, cukup wajah en telapak tangan yang terlihat. Celana pendeknya mah buat di dalem kamar aja, jangan dipake keluar ya!”

Kelima, berteman dengan ‘teman baik’. Yup, temen yang baik adalah temen yang nggak ngebiarin kita terjerumus dalam kemaksiatan dan hal-hal yang jelek. Sebaliknya, ngajakin kita ke pengajian. Rela ngasih jilbab en kerudung buat kita yang masih merasa nggak nyaman dan belum terbiasa nutup aurat. Enak tuh!

Keenam, muara cinta kita adalah kepada Allah Swt. Yup, cinta kita kudu karena Allah Swt. Nggak mo pacaran bukan karena nggak cinta, tapi karena Allah melarang mendekati zina. Pacaran kan mendekati zina. Kita nggak mo berbuat begituan bukan karena nggak cinta, tapi karena memang belum waktunya. Kapan? Waktunya ya kalo udah nikah, baru deh monggo!

Abu Hurairah dan Ibnu Abbas ra berkata: “Rasulullah Saw. berkhutbah sebelum wafatnya, yang di antaranya beliau bersabda: “Barangsiapa mampu bersetubuh dengan wanita atau gadis secara haram, lalu dia meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah menjaganya pada hari yang penuh ketakutan yang besar (kiamat), diharamkannya masuk neraka dan memasukkannya ke dalam surga.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, dalam Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin).

Oke deh, semoga nafsu bisa kita redam hingga saat yang indah itu tiba. Sip!
>NB= aim .. emg sih suLit bgt tuk meLawan nafsu . . makanya aku share miLik tuLisan isLam gaul biar kita saLing mengingatkan ajaa..coz sering Lupu tuh . . . sorry ye dikit munafik...hehehe_aim..

sumber: gaulislam edisi 172/tahun ke-4

Gaul Syar'i Ala Muslimah

Gaul and modis, siapa sih yang nggak pengen ? Pasti semua orang pengen. Saking pengennya, kadang cewek suka jadi plagiat total gaya hidup para selebritis. Coba deh lihat sekitar kamu. Soal pakaian saja, remaja putri mencontek abis fesyennya selebritis lokal maupun Holywood semisal Agnes Monica, Jeniffer Lopez, Nicole Kidman, Madonna dan sebagainya. Rok mini diatas dengkul, bujal, aurat terbuka merata disekitar leher dan dada. Hidup para selebritis kita pun tak jauh dari aktivitas dunia gemerlap alias dugem. Berhura-hura di pesta dan tempat hiburan degan gonta-ganti pasangan.

Tampil full aksesoris nyentrik dan make up tebal demi menggaet simpati serta kenalan. Kita nggak mau dong over acting untuk menarik perhatian dan simpatik orang seperti itu, tapi ngorbanin ridhanya Allah. Sebenarnya kayak apa sih tampil gaul, modis tapi tetap syar’i. Nah kalo kamu ingin jadi muslimah gaul tapi syar’i, kamu kudu ngikutin rambu-rambu Allah dibawah ini.

1.Berbusana muslimah
Islam juga mengatur urusan malbusat (urusan pakaian) ini lho. Ada dua busana yang wajib dipakai seorang muslimah yaitu khimar (kerudung) dan jilbab. Di masyarakat, orang menyamakan begitu saja antara kerudung dan jilbab.
Kerudung adalah penutup kepala atau pakaian atas. Batasan kerudung, minimal dua kancing paling atas baju atau tepat diatas dada. Selain itu tak membentuk kepala. Kadang karena pengen tampil trendy, perempuan suka niru gaya kudung gaul ketat menutup kepala dan leher saja. Bahkan tanpa sadar kelihatan warna kulit lehernya. Nah, gaya seperti ini sebenarnya belum sesuai dengan syar’i. Perintah memakai kerudung ini ada di Al Quran surat An Nur ayat 31.

Jilbab sendiri dalam kamus bahasa arab Al Munawir artinya baju longgar yang terus kebawah tak berpotongan. Rambu-rambu dalam berjilbab antara lain nggak transparan sehingga kelihatan warna kulitnya, longgar, nggak press body serta irkha’ ilaa asfal alias menyentuh tanah tapi nggak nglangsrah (jawa : panjang berekor). Kewajiban ber-jilbab ini termaktub dalam surat Al Ahzab ayat 59. “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang Mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu.”

Biar kelihatan cantik ‘n modis. Ada tips yang perlu diperhatikan. Bagi kamu yang bertubuh bongsor pilih kain jilbab yang berbunga kecil-kecil atau bergaris vertikal. Kebalikannya, bagi kamu yang berbody ceking pilih jilbab berbunga besar atau garis horisontal. Warna cerah dan bunga setaman sangat cocok bagi jiwa mudamu.

Biar tambah keren, coba padankan warna jilbab dengan warna kerudungmu. Kamu juga bisa berkreasi dengan model jilbabmu, dikasih rompi, rendra, manik-manik, bordir dan apa aja deh terserah selera . Asal jangan dikasih paku payung aja, entar dibilang kayak Rocker lagi.

2. No Ikhtilat, No khalwat
Tahu kan ikhtilat dan khalwat? Yup, ikhtilat ialah kondisi bercampurbaurnya antara laki-laki asing dan perempuan yang tidak dalam satu tempat tanpa ada urusan yang diperbolehkan agama. Maksud asing di sini, bukan mahram (laki-laki yang haram dinikahi) dan suami. Birthday party, tamasya, jjs (jalan-jalan sore) bareng-bareng, nonton film rame-rame cowok campur cewek adalah beberapa contoh aktivitas per-ikhtilatan ria. Hampir semua aktivitas, saat ini full dengan ikhtilat. Nggak semua ikhtilat dilarang sih. Di bidang muamalah seperti pendidikan, jual beli, medis, persaksian dipengadilan ikhtilat diperbolehkan, namun juga dengan batas tertentu pula.

Berlawanan dengan ikhtilat, khalwat adalah berdua-duaan antara laki-laki asing dan perempuan di tempat sepi. Berdasar ketidakbolehan khalwat inilah, hukum pacaran jadi nggak boleh alias haram. Apalagi ditambah aksi tangan doi yang ‘menjelajah’ kemana-mana. Wah gaswat bisa terjadi adegan usia 17 keatas. Sensor film kaleee. Pantang non, mendekati zina. Jadi inget iklan sabun no ikhtilat…,no khalwat…., no embi e…. (marry by accident maksudnya). Yang sudah terlanjur ke jebur melakukan pacaran, mendingan di-cut aja deh. Atau segera menikah, dengerin sarannya Meggy Z terlanjur basah, iya sudah mandi sekalian…..

3 Jaga Pandangan
Dari mata jatuh ke hati. Exactly. Hati yang kotor berawal dari ketidakbisaan menjaga pandangan mata. Mata adalah jendela hati. Oleh karena itu Allah memerintahkan laki-laki dan perempuan mukmin untuk menundukkan pandangan (ghadul bashar) terutama pada lawan jenis. Menundukkan disini bukan lantas kemana saja bawaannya merem atau nunduk terus. Bisa-bisa dikira orang lagi cari uang receh yang jatuh ke jalan.

Menundukkan pandangan artinya kita melihat sesuatu itu no feeling. Natural dan biasa aja gitu loh. Termasuk melihat makhluk bernama pria. Emang sih, kalau dituruti siapa bisa nolak pemandangan cowok cool kayak Leonardo De Caprio atau Nicholas Saputra lewat di depan mata. Pengennya ekor mata ngikutin sampai si doski hilang dari pandangan. Ampe lupa tu di depan ada tiang listrik menanti. Wadauw kejedot… sakit booo.

Makanya kalau bertemu dengan lawan jenis terus ada sesuatu perubahan di diri kita sehingga menimbulkan silah jinsi (perasaan yang mengarah pada hal yang istimewa), itulah saat tepat untuk segera membalikkan pandangan mata dari obyek semula. Pandangan pertama rezeki, selanjutnya….. ghadhul bashar dong.

So, kamu jadi paham kan, nggak bener tuh, kalo kita menjadi muslimah yang kaffah, terus dibilang nggak gaul. Kamu bisa kok gaul n modis, tapi tetap syar'i. Biar funky asal syar'i...

Penulis: pondok_muslimah
Sumber: Nur Aulia Solihah ( sabili edisi Mei 2005)

Kisah: Larangan Jilbab untuk Anak

Kamis, 17 Februari 2011


Seorang ikhwah baru saja menempati kostnya yang baru. Ia sendirian di kamar melepas lelah sambil menatap langit-langit. Kesibukan menyelenggarakan training keislaman di Musholla tadi membuat ia baru bisa merebahkan badannya sekarang. Suasana hening, karena penghuni kost lainnya sedang pulang kampung. Dari balik dinding masih sedikit terdengar percakapan Ibu pemilik kost dengan anaknya.

Anak : Bu

Ibu : Hmmm ?

Anak : BU!

Ibu : APA?

Anak : Mmm, anu ... Saya tadi baru ikut pengajian rohis di Musholla sana itu. BU! DENGERIN DONG!

Ibu : IYA! Ibu ndengerin koq. Terus aja. Maaf, Ibu lagi repot nih. Susah banget masukin benang ke jarum ini sekarang. Rasanya mata ibu udah mulai rabun, 'kali ya?

Anak : Bu!

Ibu : Apa sih? Mau omong apa, nak?

Anak : Tadi, di sana seorang ustadz mbahas soal jilbab. Katanya pake jilbab itu wajib. Bu, Mulai sekarang saya m! au pake jilbab. Gimana Bu?

Ibu : Jangan ...

**> Sang ikhwah tadi yg denger dari balik dinding makin menajamkan perhatian pendengarannya.

Anak : Tapi itu perintah Allah. Kalau tidak patuh kita dosa, Bu. Boleh ya, saya mau pake jilbab?

Ibu : Ibu bilang JANGAN...

Anak : GIMANA SIH IBU INI. Koq nggak boleh? Pake jilbab itu banyak untungnya, Bu. Bisa langsung dikenali keislaman kita, kita juga nggak akan diganggu orang. Harga diri kita juga jadi terhormat. Gitu ... Gimana? Boleh ya, Bu?

Ibu : NGGAK!

Anak : Kenapa? Atau ibu terpengaruh sama cerita Tante 'kali ya? Bohong dia itu. Ustadz tadi bilang, jilbab itu bukan budaya Arab. Itu syariat Islam. Islam yang shohih bukan sempalan. Dari dulu memang diwajibkan demikian, bukan trend baru-baru ini aja.

Ibu : Iya, iya Ibu ngerti. Tapi pokoknya JANGAN!

Anak : Jadi Ibu ngelarang saya nih... Pokoknya, Bu, saya mau tetep pake jilbab. Terserah Ibu mau bilang apa. Nggak ada ketaatan pada orangtua, kalau orang tua itu menyuruh maksiyat pada perintah Allah.

Ibu : Anak ini koq nggak ngerti amat sih. Ibu bilang jangan, jangan, JANGAN!!!

Anak : NGGAK, POKOKNYA BESOK SAYA MAU PAKE JILBAB. TITIK!

Ibu : JANGAN!

Anak : JILBAB!

Ibu : JANGAN!

Anak : JILBAB!!

Ibu : J A N G A N!!!

Anak : J I L B A A A A A A B!!!!

**> Sang ikhwah tadi sudah tidak dapat menahan keinginannya. Ia langsung keluar kamar, untuk bertemu ibu dan anak itu untuk membela yang menjadi keyakinannya si anak tadi. Tangannya sudah terangkat di depan pintu untuk mengetuk.... namun terdengar lagi kata-kata dari si ibu ...

Ibu : JANGAN JOKO, JANGAN! Kamu khan laki-laki!!!

**>Si ikhwah pun berlalu menjauhi pintu itu, tak jadi mengintervensi argumentasi ibu-anak itu... sambil !!??!@%&*!&%^???

hehehe . . . LucCuw . . " " "!! kiraiiin ? !!! ? dasarrr si JOKO!!!.. untung aje si ikhwah yang ga sengaja denger tadi ga sempet mengargumentasi . . . klo sempet maw taruh mana muka si ikhwah..heheeh
"jd sakit perut deCh gara gara baca dr sumber > Friendster Bulletinboard :)

cinta ? ? ? ? . . . .


Bila telapak tanganmu berkeringat, Hatimu dag dig dug,
Suaramu bagai tersangkut di tenggorokan, Itu bukan cinta, tetapi SUKA.

Bila tanganmu tidak dapat berhenti memegang dan menyentuhnya,
...Itu bukan cinta tetapi BIRAHI.

Bila kamu menginginkannya karena tahu Ia akan selalu berada di sampingmu,
Itu bukan cinta tetapi KESEPIAN.

Bila kamu menerima pernyataan cintanya Karena kamu tak mau menyakiti hatinya, Itu bukan cinta tetapi KASIHAN.

Bila kamu bersedia memberikan semua Yang kamu sukai demi dia,
Itu bukan cinta tetapi KEMURAHAN HATI.

Bila kamu bangga dan selalu ingin memamerkannya Kepada semua orang,
Itu bukan cinta tetapi KEMUJURAN.

Bila kamu mengatakan padanya bahwa ia adalah Satu-satunya hal yang kamu pikirkan, Itu bukan cinta tetapi GOMBAL.

Bila kamu baru dikasih tulisan-tulisan rayuan, lalu kamu kegirangan,
Itu bukan cinta tetapi TERMAKAN RAYUAN

Kamu MENCINTAINYA, Ketika kamu MENERIMA KESALAHAN DIA,
Karena itu adalah bagian dari kepribadiannya..
(ribet yaa..yang namanya CINTA)
selamat pagi..hai para peCinta.. ^__^
Karena hari ini terlalu cepat untuk berkeluh kesah tentang cinta.
Dan kuyakin mentari kan tetap bersinar di pagi hari,
sinarnya kan tetap memelukmu dalam dekap hangatnya.
Cinta karena Allah..itu yang lebih Abadi..
tiada kemunafikan dan kemaksiatan..

by abinya muhammad Aliefsyahdjibran > FB

renungkan!!..menangislah!!.. kebohongan ibu membuatQ menangis!

Sabtu, 12 Februari 2011


Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, aku tidak lapar"

1. KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping gw dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan"

2. KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek"

3. KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian udah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu
kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :" Minumlah nak, aku tidak haus!"

4. KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta"

5. KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikitsayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit"

6. KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa"

7. KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan"

8. KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu ! " Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan pasangan kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pasangan kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari orang tua kita? Cemas apakah orang tua kita sudah makan atau belum? Cemas apakah orang tua kita sudah bahagia atau belum? Jika tidak, apakah ini hal yg benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi.. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orang tua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.

sumber : kaskus >> http://muslimgaul.do.am

dasarrr ahwatt . . .


Hmm…Kali pertama ngeliat dia, langsung dah hati jatuh, eh jatuh hati! Pasalnya, ane kepincut ma senyumnya yang muaaaniiisss kayak gula. Mana ramah lagi! Pokoknya buaiiiiiiik banget...!

Awalnya tuh, ane dikenalin ma temen seorang cewe berjilbab biasa gt deh.. Singkat cerita ane kecantol ma dia, en akhirnya jalan ne kita mpe sekarang. Ups jangan salah sangka, maksudnya jalan bukan jalan berdua kale... Dia mah di kotanya di kota Bekasi (kota sumpek)hehehe. Lah ane dikampung Banyumas tercinta. Nah di perjalanan kita ini, si ukhty ini hijrah gitu deh jadi... aduh ga bisa diungkapin kata2 pokoknya. Si ukh ini juga ikutan LDK di kampusnya. Nah ane yang badung ini ga tau pengen berubah juga (bukan hanya karena dia lho). Ane jadi pengen belajar agama lagi. Habis nyenengin ternyata. Banyak hal2 menarik dalm belajar agama. Lagian ane juga ga mau terus2 jadi badung. Ane pengen ntar bs jadi imam yang bener buat keluarga yang ane bangun (Mohon doanya ya, sekalian modalnya juga ga papa buat merit ane..hehehe).
Sejak mengenalnya, hidup ane berubah! Drastis boooo!!! Sikap en sifat ane jadi terbalik 180 derajat. Jungkir balik dah. Ane yang dulunya bandel, malu-maluin, ga pernah shalat, rese, jarang mandi pula, langsung "punah” seketika (eh, nggak ding! masih ada sisa2nya koq…dikit seeeh ). Hijrah memang sebuah pilihan (tapi buat ane hijrah itu bukan pilihan tapi jalan hidup), dan ane sangat bersyukur dah milih hijrah kepada kebaikan.

Well…well…Gaul ama akhwat emang asyik banget! Yang paling ane senengin dari mereka tuh ya, enak banget kalo dijadiin ‘tong sampah’ uneg2 qta. Berhubung ane cowo, ya uneg2 nya kaya curhat ga punya duit, alias mau ngutang duit ma mereka,hehehe. InsyaAllah aman deeeh rahasianya…Oww..oww..but, ada juga lho akhwat yang ‘ember’ alias suka ngebocorin curhat qta, tapi itu kan kembali pada tipe manusianya. Yaah, tetep aja prenz, ‘akhwat juga manusia’…yang bisa salah, lupa, bikin dosa, en berpeluang masuk neraka…(iih…Na’udzubillah min dzaalik…).

‘Alaa kulli hal, ane salut banget deh ma akhwat! Dia tuh dah lulus ujian mental sosial.. Buktinya, dia nggak malu pake baju yang kedodoran atawa jubahnya yang kebesaran. Dia gak ngeluh meski gerah akibat jilbab yang lebar en panjang. Dia juga nggak peduli saat pandangan heran bin sinis mengarah padanya. Atau ketika sindiran tajam, tudingan miring, en cemoohan mampir ke telinganya. Dia mah udah kebal ama yang begituan! Semua itu dihadapinya dengan kesejukan tawadhu’, ketebalan iman, dan keteguhan yang luar biasa! Ya! Mereka memang beda dari cewek biasa! Tapi kalo si akhwat dilihat ane, wuih yang ada ane malah kagume poul, salut sejuta salut pokoknya. Tapi ane lihatnya sambil melirik2 gitu, takutnya ntar ma akhwat tersebut ane dikira mau jailin.hehehe. Gaya ane kan masih "parah”, celana jins aja bolong dengkulnya tetep ane pake. Lha wong celana ane cuma itu doang yang agak beres. Tapi kalo ada yang mau kasih hadiah celana jins sie ane terima dengan senang hati.hehehe.

Sejak mengenal "akhwat” ini, ane ngrasain hidup yang berbeda, lebih enak aja gitu. Akhwat tuh mesti pinter bergaul, but jangan melebur, entar malah kecebur! So, hati-hati…jangan sampai citra baik yang dibangun akhwat selama ini, ambruk seketika karena ulah qta eh akhwat2 lain yang ngakunya akhwat, tapi ya gitu deh kelakuannya. Kaya apa cie? Ya mana ane tau.hehehe.

Baidewei, eniwei, baswei, gak kerasa udah 1 tahun lebih ane kenal kehidupan baru ini. Asyik banget lho.. Suka dukanya, pasti ada. Baik jeleknya juga ada. Posistif negatifnya, apa lagiii. Ambil hikmahnya aja!Berbagai tipe akhwat pun ane kenal. Ternyata gak semua akhwat kayak yang diceritain atau yang ane lihat. Ada akhwat yang nyebelin, terutama kalo lagi BeTe! bawaannya cemberuuut aje! Biasanya nggak mau diganggu, ngurung diri di kamar, entar kalo dah pulih, berlagak biasa, seperti gak terjadi apa2. Trus ada juga akhwat yang mudah banget GeEr. Apalagi kalo yang muji si ikhwan (itu mah wajar, semua cewek mang gitu, dah fithrahnya wanita seneng dipuji en dipuja, palagi dimanja!) Eh, ada juga neh akhwat yang sibuker (kalo ini mah hampir semua akhwat yang ane kenal deh). Mereka jarang di rumah, sibuk kuliah, aktif di berbagai organisasi, sibuk syuting (syuro’ penting), ngedate ma madh’unya, atawa kencan ma Murobbiyahnya…Biasanya kalo dah sibuk gitu, sulit bagi si akhwat untuk ngebagi waktu ma ane (hehehe kidding just, eh just kidding), ma Tawazun dink. Akibatnya, kuliah keteteran, kamar berantakan, cucian dan ngantri nunggu di laundry, etc. Masih untung kalo yang jadi korban cucian or kamar yang kayak kapal pecah, tapi kalo ruhiyah yang jadi korbannya, bakalan ngefek ke segala aspek, nyesel berkepanjangan, Non! makanya Tawazun penting banget!! Dari akhwat yang lembut, kalem, kemayu, sampe yang bergaya sporty, energik, en lincah kayak kutu loncat. Dari yang pendiam, tertutup, kaku, sampe yang kelewat gaul, terlalu supel, bahkan rada centil. Ad

Asyik banget ya ngobrolin akhwat. Apalagi bagi si ikhwan kaya ane (Ops! afwan…becanda koq…peace! Tapi emang bener kan..hehehe). a yang tampilannya sederhana, apa adanya, sampe yang modis en fashionable. Yaaah, biarkan mereka dengan gayanya sendiri…toh manusia kan emang beragam. Yang terpenting, nggak nabrak batasan2 syar’ie yang dah diatur ama Islam.

Ngobrolin cewek, emang kagak ade matinye…ya gak pren? (iih, sapa yang ngobrolin cewek…. akhwat lagi ). Dari jaman dahulu kala sampe jaman Yusuf Kalla (ops!) kaum hawa, atau wanita atau perempuan atau cewek atau akhwat (apapun namamu!) emang menarik untuk diungkap. Kenapa menarik? Karena dia emang unik! Buktinya, perlu sebuah lembaga yang ngurusin masalah cewek. Makanya ada Dharma wanita, GOW (Gabungan Organisasi Wanita), ada keputrian en kemuslimahan di rohis, dll, dsb, dst. Sampe masalah syari’at pun, cewek butuh bab tersendiri untuk ngebahas persoalan-persoalannya. Ada buku Fiqh Wanita, Tanya-Jawab Muslimah, kajian for akhwat, umm…apa lagi ya? Ah.. Intinya, cewek itu unik. Apalagi mama gue, unik banget, dari tubuhnya bisa keluar makhluk kaya ane. Hebat kan. Mama antum semua juga gitu ga? (Pertanyaan yang konyol ne...hehehe. Suka2 ane lah. Kan ane yang buat pertanyaan) Sampe di sini ada yang nggak sepakat?! Pokoknya, harus sepakat! Titik.

Baiklah, pada bagian ini ana akan mengungkap beberapa tipe akhawat yang sempat singgah dalam kehidupan ana yang sebentar namun syarat dengan makna ini (cieee!).

Setelah melakukan penelitian kecil-kecilan terhadap beberapa akhwat yang ane kenal serta berdasarkan data pengamatan, analisis, dan hasil observasi di lapangan, setelah menimbang, mencermati, dan memutuskan, akhirnya ditemukanlah beberapa "spesies” akhwat. Tipe-tipe tersebut yakni yaitu antara lain diantaranya adalah sebagai berikut. Mo tau? ni die neeh:

1. Akhwat Lemper

Bicara tentang lemper nie, jadi kebayang ama makanan yang dibalut dengan daun pisang warna ijo, terbuat dari beras ketan yang isinya daging sapi, daging ayam, atawa abon yang sebelumnya dikukus terlebih dahulu. Hmmm…nikmaaat..!! (Hus! Ngomong apaan sih! Gak nyambung ne!)

Heuheueuh…Sowri Prens. Lemper di sini sama sekali gak ada hubungannya sama nama salah satu jajanan pasar favorite ane ntu. Ehem! Lemper di sini maksudnya…Yup! Tuh dah pada tau…

”LEMbut tapi PERkasa!” Akhwat tipe ini memeliki karakter lemah lembut layaknya seorang wanita pada umumnya, namun ia juga memiliki keperkasaan, ketangguhan, dan kemilitanan yang gak kalah dari si ikhwan. Dia bisa bersikap lembut, ramah, dan halus pada siapapun, tapi di sisi lain ia juga bisa berlaku tegas, cakap dan berwibawa. Perkasa bukan berarti ia mampu mengangkat galon air atau kardus air mineral saat jadi panitia acara (kecuali kalo dia ada keturunan ama Mpok Supergirl ato Mbak Xena). Namun keperkasaan itu tampak dalam ketegarannya menghadapi musibah, ketangguhannya menghadapi masalah, kekuatannya dalam mengemban amanah, atau kemilitanannya dalam segala kondisi di medan dakwah dan bersegera menyambut seruan Allah.

Gak ada kata "nggak siap” untuk amanah, atau "ntar dulu deh” untuk panggilan jihad dan dakwah.

2. Akhwat Sosis

Eh, yang ini juga gak ada hubungannya sama nama makanan yah! Dan juga gak da sangkut pautnya ma golongan anak "kiri” di kampus yang biasa dipanggil anak sosis (paham sosisalis).

Nah, sosis yang ini beda pren, dia itu kependekan dari SOk SIbuk Sekaleee! (heuheheh…ada-ada ja lu va!). Akhwat model begini udah bisa ditebak memiliki jam terbang yang sangat tinggi. Kayaknya, gak ada waktu deh buat bersantai ria atau berleha-leha. Time is waktu, prinsipnya! (ya iyyalaah…!) Makanya do’I hobi banget mondar-mandir hilir-mudik bolak-balik riwa-riwi ke sana ke mari bak setrikaan. nggak tau ngapain aja, namanya juga, Sok Sibuk Sekaleee!!. Gesit, lincah, aktif, energik, begitulah sepak terjangnya.

Namun pemirsa, tipe ini juga punya kekurangan jika do’i gak bisa memanaj waktunya dengan baik. Hal ini akan berimbas pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, misal: tugas-tugas kuliah yang keteteran, kamar yang berantakan, buku-buku yang berserakan, menggunungnya cucian, atau penampilan yang kurang mendapat perhatian. (ck..ck..ck…saking sibuknya!).

Tapi, gak semuanya gitu koq. Ada juga yang rapi dalam segala hal. Sekali lagi, ini hanya menurut hasil pantauan sementara..

3. Akhwat Narasi

Alamaak..apa pula tu Narasi??!! (Jangan bilang kalo itu adalah salah satu jenis karangan dalam tulisan ya va?! Mentang-mentang anak kimia, apa hubungannya ya!)

Eit, eit…tenang Prens, bukan itu koq maksud ane. Narasi itu singkatan dari…NARsis Amat Siiiee…!! (kyaaa!!! Ngasal banget seh ni orang!) Biarin! Adapun asal-usul pengambilan tipe Narasi ini disebabkan karena keprihatinan ane melihat kondisi akhawat sekarang yang sudah banyak terjangkiti penyakit berbahaya ini (caela!)Ya! Penyakit ini telah mewabah di kalangan sejumlah akhwat en jilbabers. Sasarannya adalah akhwat yang memiliki banyak kelebihan namun tidak dibarengi dengan sikap ketawadhu’an.

Gejalanya, yang awalnya pendiem jadi over acting, yang tadinya minder en gak PD mendadak membangga-banggakan diri sendiri, yang mulanya pemalu jadi malu-maluin, yang asalnya tertutup jadi buka-bukaan (eh, nggak ding. Maksudnya senang menampakkan/memamerkan dirinya di depan umum). Parahnya lagi, jika penyakit ini dibiarkan atau malah dirawat hingga mencapai stadium tingkat tinggi, maka bisa berubah menjadi riya’ bin ‘ujub. Penyakit ini juga bisa menular dan menyerang siapa saja! So, waspadalah! Waspadalah!

Pesan buat akhwat narasi: segera insyaf dan bertaubatlah ukhti…semoga Allah mengampuni_amien!

4. Akhwat Granat

Watch ouuut…ati-ati Pren! Jangan deket-deket, ntar meledak!Emang napa? Dia teroris ya? Ato pelaku bom syahid? Pasti militan banget ya! Mujahidah syahidah kan?!Eit..eit..jangan sok tau gitu deh! Jangan cepet mengambil kesimpulan. Kan yang bikin nama ane, jadi tabayyun dulu kek ke ane, key?!Well, ehem..ehem.. akhwat Granat itu emang berpotensi meledak jika dia sudah mencapai titik puncak kulminasinya.Duuuh, jangan berbelit gitu deh! Apa seh sebenarnya akhwat Granat itu?

Akhwat Granat itu….(jeng jeng jeng) akhwat yang GeeR bANgAAAT!! Gubraks! @#$%^&*? (Kalo bikin singkatan mbok ya yang keren dikit lah va! Kreatif boleh, tapi koq kesannya "mokso” gitu!)Yak! Perkenalkan, inilah akhwat yang paling doyan sama yang namanya pujian en sanjungan. Apalagi kalo yang ngasi sanjungan itu si ikhwan…Whoaaa…bisa meledak beneran tuh kepala!Sstt…Apaaa??!! Nggak dengeeerrr..!! Ooo….ya! ya! ya!

Prens, barusan ada akhwat yang protes, katanya semua cewek itu pada dasarnya emang suka dipuji. Udah fitrahnya begitu. Okey, ane sepakat. Manusia emang suka dipuji. Tapi masalahnya, cara menyikapi sanjungan en pujian setiap orang itu kan beda-beda. yang langsung GeEr trus lupa diri, bangga diri, sombong, angkuh, daaan seterusnya. Tapi ada juga yang langsung menyadari bahwa pujian itu gak pantas disandangkan pada dirinya. Hanya Sang Kholiqlah yang berhak atas segala pujian itu. Lalu dia bersyukur atas kelebihan yang Allah titipkan padanya dan beristighfar jika kemudian sombong dkk hinggap di hatinya. Bukan malah Gede Rasa! Kalo mendengar namanya dipuji, seketika tubuhnya terasa ringan bak balon gas, kakinya serasa tak berpijak di bumi, yang dia rasakan hanya terbang, melayang, membumbung ke angkasa tinggi, sambil bernyanyi..

I’m flying without wings... Duuh…Dasar Akhwat!

5. Akhwat Dopping

Menurut Kamus Ilmiah Populer yang disusun oleh Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Doping adalah semua obat (ramuan, zat kimia) yang digunakan terutama untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan, dan daya tahan (stamina) tubuh. (Lha trus???) Hohoho….jangan ketipu Pren, jenis akhwat ini sama sekali gak ada hubungannya ama pengertian di atas. Dopping (double P) yang ane maksud di sini adalah DOyan shoPPING (hehe…kecele…!) Aduuh…ampun deh, ni akhwat sukanya belanjaaaaaaaa aja! dari hunting buku, beli baju, jilbab baru, aksesoris, alat-alat perawatan en kecantikan sampe ngeborong makanan ringan (camilan). Intinya, bagi penganut paham Dopping ini, Shopping is number one (baca: doyan).

Hati-hati ukh, hal ini bisa sangat merugikan kesehatan, terutama bagi kesehatan kantong. Dan bila sakit ini bertambah parah, maka bisa mengakibatkan penyakit yang paling ditakuti manusia. Apalagi kalo bukan..(jeng..jeng..jeng)…Kanker! alias KANtong KERing (Waduh, ane sangat prihatin sekali pada ikhwan yang mendapatkan tipe akhwat ini karena bisa tekor tuh suami..ck.ck..). Yaah…ane gak bisa berkata apa-apa lagi. Sepertinya udah jelas banget deh efek yang bakal ditimbulkan dari hobby (baca: kedoyanan) yang menyesatkan ini. Ane cuma bisa berpesan, Wahai para akhwat Dopping, insyaflah dan kembalilah ke jalan yang benar (kalo anti gak mau dibilang "koncone” syetan coz pemboros-pemboros itu adalah saudaranya syetan. hiiii….). Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penerima Taubat…

Ayoooo donk akhwaaaattt….Hemaaaaaaaaatttt…!!!

6. Akhwat EM3

Hah? Gak salah tuh tulisannya? yang benar kan iM3 (yee….siapa yang ngomongin kartu perdana). EM3, cara ngebacanya emang sama persis dengan salah satu jenis kartu yang "diasuh” oleh Indosat itu. Tapi asal kalian tahu, akhwat EM3 belum tentu pengguna kartu yang paling diminati en digemari oleh kaum pelajar en mahasiswa tersebut. (murah gitu loch), karena yang ane maksudkan di sini adalah….kalEM, adEM, ayEM, yang disingkat dengan EM3 (jangan protes!).

Sesuai dengan namanya, akhwat ini emang lebih "jinak”, pendiem, en keep silent. Mungkin dari jenis-jenis akhwat yang udah qta bahas, tipe inilah yang paling sering qta jumpai. Doi terkesan lembut, manis, ramah, murah senyum, kemayu, bijak, tenang, ato malah sebaliknya??? Diam-diam, tapi menghanyutkan??? Wallaahu a’laam…Yang jelas, tipikal orang introvert seperti ini emang sulit ditebak karena dia tidak mau mengungkapkan apa yang dia inginkan dengan bahasa manusia pada umumnya, melainkan dengan ilmu kebatinan (heuheuh…emang bisa??).

7. Akhwat Dentis

Udah pernah denger istilah dentist kan? Yep! dentist dalam bahasa inggris berarti Dokter Gigi. So, akhwat Dentis adalah akhwat yang berprofesi sebagai dokter gigi (hehe…ngawur!). Dentis (gak pake ‘T’ di akhir kata) adalah singkatan dari DEmeN arTIS (hah? emangnya ada yah akhwat demen artis??). Oww…jangan salah Pren, Akhwat Dentis emang paling hobby mantengin berita-berita seputar artie en sebritis, apalagi kalo yang diliput adalah artis kesayangannya.

Do’i paling Up To Date ama urusan artis en sebritis. Dia selalu tahu kabar terbaru dari artis fulan en fulanah, lengkap dengan perkembangannya dari waktu ke waktu. Perlu diketahui, kebiasaan buruk ini akan mempengaruhi cara berpikir en apa yang diucapkannya, karena otaknya dah dipenuhi dengan artis, yang sering jadi topik pembicaraan gak akan jauh-jauh dari dunia artis en selebritis yang notabene kehidupannya glamour en hedonis. Barang koleksinyapun berbau artis idolanya. Sampe gaya-nya pun kadang ngejiplak ma stile artis kebanggaannya (Ck..ck.. Namanya juga Demen Artis….). Wuuaaah..Gaswat nih…!!

Bagi prenz Fillah yang menjumpai karakter akhwat macam ini, wajib untuk meluruskan dan mengingatkan saudaranya. Okey?!

8. Akhwat Tumor ato Pelor

Qta semua tahu, bahwa tumor adalah salah satu penyakit berbahaya yang timbul akibat pertumbuhan sel-sel yang tiada terkendali dan bersifat ganas. Sedangkan pelor yang dimaksud ini bukan amunisi lho (pelor dalam bahasa banyumas artinya amunisi senjata. Ga tau daerah laen artinya sama apa engga.hehehe), tapi nemPel langsung moLOr, nempel bantal maksudnya, bahkan nempel bahu ikhwan eh salah, nempel tembok dink, juga bisa lansung molor. Wah hebat juga makhluk kaya gini ya? Sedangkan tumor emang ganas. Apalagi jenis tumor yang satu ini. Dia akan sangat mengganggu aktivitas kita sehari-hari. Penderita akan sangat sulit sekali melakukan kegiatan (rutinitas) dan mudah sekali melewatkan hal-hal penting yang seharusnya dia lakukan. Akibatnya tugas-tugas jadi berantakan dan terbengkalai. Karena doi tak kuasa menahan penyakit yang dideritanya. (Separah itukah). Apa itu? Yah! Tumor, TUkang MOloR (eits…jangan menyepelekan penyakit satu ini). Akhwat Tukang Molor bisa tertidur pulas di mana saja dan kapan saja (bahkan tanpa kasur dan bantal sekalipun). Di kelas saat Dosen menerangkan, di tempat kerja, di kontrakan (apalagii…), di kajian-kajian, ketika liqo’, bahkan saat syuro pun ni akhwat bisa sukses tertidur dengan lelapnya tanpa mengenal ruang dan waktu.

Mudah sekali mengantuk, itu cirinya. Gak peduli dengan suasana dan kondisi saat itu. Sebagai contoh, ane pernah menemukan tipe akhwat macam ini di kontrakan sendiri (ops!), yang sewaktu pulang kuliah di siang bolong (padahal di luar sana mentari sedang bersinar dengan teriknya, puanaass banget), eh si akhwat tiba di rumah langsung tergeletak tak berdaya, tidur pulas dengan jilbab rapi dan kaos kaki masih menempel di kaki (ane cuma bisa geleng-geleng kepala, ternyata bukan cuma suasana hujan yang enak dibuat bobo). Yaah..mereka memang tak mau peduli, yang penting tidur dan bermimpi…ZZzzzzzzzzz…………

Ohya, edisi kali ini, akhwat yang menjadi target gosip qta tidak lain dan tidak bukan adalah seseorang akhwat yang lagi deket (bahasa kerennya ta’aruf) sama si penulis sendiri, siapa lagi kalo bukan... ya…tau sendirilah. Siapa ya? (heuheuh..rahasia donk, yang udah tahu jangan bilang2 ya? Ntar ane kena omel ma tue akhwat, coz selain Tumor, juga galak euy... hehehe. Moga aja si ukhty ini ga baca artikel ini.hehehe).

9. Akhwat Cadangan

Maksudnya apa neh? *dengan emosi dan nada tinggi

Eit, tenang..tenang Pren. Kita bicarakan baik-baik duduk perkaranya. Ane tahu para akhwat pasti gak terima kalo dibilang cadangan. Karena apa? Konotasi cadangan tuh dari dulu emang negatif. Mau bukti? Ada istri cadangan, lelaki cadangan (kayak lagunya T2, ops!), pemain cadangan, pokoknya si cadangan selalu dinomorduakan alias dikebelakangkan (mana ada sih yang mau jadi kedua? Kecuali si Astrit dengan hitsnya, Jadikan Aku yang Kedua *iiih…sowri aja yaaaaahh). But Prenz, cadangan di sini gak ada sangkut pautnya koq ama istilah yang tadi, karena yang dimaksud di sini adalah….. ”Cuek Abiz nDAk ketuluNGAN” (hehe…jauh amaaaat!!).

Ya! Dialah, akhwat cadangan. Prinsipnya, cuex is the best! Karakternya udah pasti cueks bebeks, jaim banged, en stay cool Maann. Akibat gaya cuek abiz ndak ketulungannya ini terkadang si akhwat disebut juga dengan model akhwat es batu. Namanya juga es, pasti dingiiiiin. Trus batu kan berarti, keras en kaku. So, bisa dikatakan, akhwat tipe begini udah cuek, dingin, keras, kaku lagi! (whuiih…untung gak makan orang). Model cadangan ini banyak kita jumpai di kalangan jilbabers. Biasanya cueknya itu ma lawan jenis (baca: ikhwan). Mungkin niatnya untuk menjaga hijab, tapi tetep aja cuek yang ndak ketulungan di sini gak bisa ditolerir. Misalnya, saat ada saudara seiman yang laki-laki (ikhwan) mengucapkan salam saat bertemu di jalan, trus si akhwat menganggap angin lalu dan pergi begitu saja tanpa menjawab salamnya (dalihnya sie, jawab dalam hati). Ato saat si ikhwan pengen membicarakan sesuatu yang sangat penting dan amat mendesak sekali. Nah, baru ketemu ama si akhwatnya tuh di jalan. Trus, waktu dipanggil "ukhti..!!” Eh, si akhwat malah gak peduli dan sengaja mempercepat langkahnya tanpa menoleh ke arah suara yang memanggilnya (dalihnya lagi nie, takut terjadi fitnah). Yaaah..! Emang sie, serba salah. Bahkan hal semacam ini dah menjadi fenomena yang biasa dan sempat menjadi kontroversi di kalangan aktivis dakwah. Kan udah ada adab-adab beriteraksi (bergaul) antar ikhwan akhwat. Bukan berarti kita menjadi makhluk yang eksklusif dan gak peka terhadap sesama kaan??

10. Akhwat Sufi

Akhwat Sufi? Seperti Rabi’ah Al Adawiyah kah? Subhaanallaah…

Eit..eit…entar dulu (maen asal tebak aja!). Sufi yang ini sama sekali nggak ada hubungan kekerabatan ama para penganut aliran sufisme itu. Gimana mau dibilang sufi (dalam arti sebenarnya), wong doi malah lebih suka duduk berlama-lama di depan layar kaca sambil mantengin film kesukaannya. Yap! Sufi yang ane maksud adalah "SUka FIlm”! Hmm…tiada hari tanpa nonton film, begitu mottonya. Ni akhwat paling up to date kalo ngobrolin soal film. Dari yang terlawas sampe yang terbaru. Dari yang lokal (bikinan anak negeri) sampe mancanegara (box office). Dari jalan ceritanya sampe ke artis dan aktornya. Pokoknya hapal banged dah! (Astaghfirullaahal ‘Adziim…*sambil ngelus dada).

Kalo ni akhwat dibiarkan tumbuh subur di semesta raya ini (kerjaannya nonton film mulu), bagaimana dengan nasib ummat?? Emang masalah ummat bisa terselesaikan hanya dengan duduk manis di depan tivi, komputer, ato bioskop selama berjam-jam sambil menikmati film kesukaan dan maem cemilan??? (mari qta semua teriak lantang secara berjama’ah, "ya nggak laaaahhhh…mimpi kali yeee….!!!”).

Berhibur sie boleh, tapi liat-liat jenis hiburannya dunk, Non! Jangan sampe kita milih hiburan yang nggak ada manfaatnya (ato bahkan malah ngasih mudhorot, apalagi kalo isinya maksiat, iiih…na’udzubillaah). Trus inget-inget waktunya juga! Jangan sampe hal yang mubah membuat qta lupa mengerjakan hal yang wajib (Jangankan yang mubah, ngelakuin yang sunnah tapi mengorbankan yang wajib aja nggak boleh!!!). Intinya, selektif dan proporsional-lah. Hhmm…’afwan lho ukh, bukannya ane sok ngasih "wejangan” ato sok ngatur-ngatus kalian yang menganut aliran sufi ini, tapi ane cuma menghimbau, menganjurkan, menyarankan, mengharapkan, dan mengingatkan (serta mengharuskan) agar anti mau mengurangi porsi nonton filmnya dan lebih banyak hadir ke majelis-majelis ilmu. Mau kan ukhti sayang?? Yuuukkk ^__^

11. Akhwat Amigos

Akhwat macam apa pula ini?

Bicara soal Amigos, ane jadi teringat film masa kecil dulu. Judulnya, Amigos. Jujur, ane termasuk fans berat film telenovela anak dari Meksiko itu. Eh, bukan, lebih tepatnya, ngefans ama pemainnya, yang jadi bu guru! (whuuiiih..sumpah! muaniz nian euy! Tapi lupa namanya tu bu gurunya). Koq jadi ke mana-mana yhah? (Astaghfirullaah, sowri jiddan Prenz. Ayo dunk Idaaa..Fokus! Fokus! *sambil jedotin kepala ke tembok…hehehe*).

Oke, lanjut. Amigos di sini emang masih ada korelasinya ma cerita di atas (bukan, bukan pada filmnya, tapi pada gosip anak ingusannya). Karena Amigos yang ane maksud di sini tidak lain dan tidak bukan adalah… ”AMat pedulI GOSip” (eit, ane yang sekarang dah nggak kayak cerita tadi lho ya). Yang ane ceritain kan udah jadul banged. Lagian dulu mana tau kalo ngegosip itu dosa. Alhamdulillah sekarang dah berusaha dengan sekuat tenaga dan sepenuh jiwa dan raga untuk meninggalkan yang namanya gosip! Ghibah?? Iiihh…Na’udzubillaah….

Yah. Akhwat amigos emang sangat peduli gosip. Entah itu tentang siapa. Pokoknya ngerumpi. Tapi, Alhamdulillaah, dari sekian banyak akhwat yang ane jumpai, tipe ini jarang sekali ane temui (ato mungkin ane aja yang gak tau?). Kebanyakan dari mereka yang memilih jalan hidup sebagai seorang akhwat (muslimah kaffah) rela dengan senang hati meninggalkan jauh-jauh kebiasaan buruk ini. Kalaupun diantara kita (ane dan pembaca) masih ada yang menemukan akhwat yang berprofesi sebagai bigos (biang gosip), maka jangan sungkan-sungkan untuk menegur dan menasehatinya untuk kembali ke jalan yang benar (dengan cara paling ahwan tentunya). Ayo! Yang mengaku cinta saudara, jauhi ghibah! Karena ghibah bagaikan memakan daging saudaranya sendiri. (hiii…gak mau kaann???).

12. Akhwat Lemod

Awas! Jangan salah baca. Bukan lemot, tapi lemod! (ntar, salah-salah ane yang diseret ke meja hijau atas tuduhan pencemaran nama baik akhwat yang notabene gak lemot-lemot amat, alias mampu berpikir cepat dan cerdas_amiin, semoga bener).

So, LEMOD (pake D) yang ane maksud di sini adalah akhwat yang "keLEwat MODis” (adakah? Hmm…banyak malah!). Apalagi dengan model-model jilbab en baju yang semakin variatif belakangan ini. Ada kerudung yang belah tengah, belah pinggir (hee..kayak rambut aja), belah ketupat (ops, ngarang dink!), ada yang pake renda, bordil, bertali, berkerut, motif bunga-bunga, kotak-kotak, garis-garis, warna-warni, whuaaahhh pokoknya rame dah! Hmm…cantik siee…Tapi, semoga masih tetep dalam koridor syar’i. Modis boleh (bahkan ada sebagian akhwat yang "berijtihad” harus!), tapi mbok ya jangan kelewatan. Masa ada akhwat yang dari ujung kepala sampe ujung kaki pake warna yang sama. Biruuuu semua (eit, bukan ane lho yaaa!). Ato ijoooo semua (kan gak lucu kalo ada yang nyeletuk, "eh, liat. Ada pohon berjalan tuh” hihihi…). Dari kerudung, baju, rok (ato ada juga yang make jubah), manset (dekker), kaos kaki, tas, semuaaa satu warna. Ada juga yang berpendapat lain tentang makna modis itu sendiri. Maksud hati ingin dibilang lebih modis en lebih kreatif, akhirnya dipakailah tiga warna berbeda sekaligus. Jilbab merah, baju kuning, dan rok ijo (hehe…ada lampu lalu lintas jalan-jalan tuh..). So, proporsional laaah…yang sederhana tapi gak norak or malu-maluin. Yang biasa aja tapi bersahaja. Yang wajar tapi tetep indah dan enak dipandang mata. Iya, emang sie relatif… Tapi setidaknya bisa disesuaikan ma lingkungan sekitar en masyarakat tempat qta berada, karena merekalah yang akan menilai. ‘Alaa kulli haal, syar’I harus menjadi patokan utama yang nggak bisa ditawar-tawar lagi. Otre?!

Be a beautiful akhwat, inner en outter beauty.

13. Akhwat JUBIR

Untuk tipe ini, qta sebut saja do’i, AKHWATJUBIR (bukan Prenz, bukan juru bicara. Tapi, JUga BIsa Rame!). Kenapa ane bilang butuh penelitian yang serius? Karena ane harus meneliti: Apakah keramean akhwat itu hanya berdasarkan karakter/bawaan yang emang dah dari sononya rame ato semua tipe akhwat pun (mulai dari lemper, narasi, sosis, tumor, EM3, dll yang udah qta bahas sebelumnya) berpotensi untuk bisa bikin rame binti heboh?! Dan ternyata, penelitian itu menghasilkan sebuah simpulan bahwa peluang untuk menjadi Akhwat Jubir memang terbuka bagi siapa saja. Ya! Siapa saja. *gayanya seperti sedang mengungkap kebenaran yang sudah lama ditutup-tutupi (halah!). Berarti, termasuk yang nulis dooonkz (ya iyya dooonk, masa ya iyya lah..).

Ada yang bilang kalo pemilik FS dan MP akhwatzone ini adalah tipe akhwat kaku, jaim, keras, pokoknya model akhwat serius begete gitu deeeh. Sampe-sampe nieh, beberapa akhwat di komunitas akhwatzone kalo ngirim tausiyah ke testi en HP ane pasti yang serius2 juga. Mulai dari sms2 haroki sampe yang militan2 (Whuaaa…ane mah seneng jiddan!). Semoga bener2 jadi akhwat tangguh, haroki, dan militan!…aaaamiin. Ada juga yang nelpon ke ane, kesan pertama yang muncul adalah: ehm! Koq masih imut yhah? (heheh…). Menit berikutnya: Koq beda ma dugaan ana ya? Menit berikuynya lagi: asyik juga nieh diajak ngobrol (ehem! Ada yang mau protes?!). trus, lama kelamaan: Oalah! Jadi begini thow aslinya si akhwtazone? Ternyata…rame juga yah! Huahaha… (ops! Sensor. Akhwat gak boleh ketawa keras2).

Kembali ke AKHWAT JUBIR. Akhwat emang bisa dan boleh rame, tapi cukup antar sesama akhwat aja dan di forum yang emang gak resmi, trus ramenya juga jangan kebablasan ya Non! Kalo di depan mad’u ato mutarobbi-nya aja si akhwat sok jaim (biar terlihat lebih dewasa, bijaksana, en berwibawa gitu!). Ato pas lagi di depan MR-nya, si akhwat bisa memasang tampang kalem, adem, ayem, polos binti lugu. Apalagi di depan para ikhwan, dia bisa lebih tegas, kaku, serius, en stay cool Man! Bahkan, saking jaim-nya, sebagian akhwat ada yang anti banget memanggil ikhwan dengan sebutan ‘akh’ (nadanya, gimanaaa gitu! Akh…! Ane juga rasanya gmn gt kslo dipanggil akh ma si ukhty. Hehehe. Adem hati ane maksudnya. Jangan ngeres deh!). Doi lebih enjoy memanggil makhluk berjenggot (bukan jenis hewan lho ya!) itu dengan sebutan Pak! (banyak juga sie yang protes: ane kan belum punya anak ukh, belum merit pula, baru juga masuk kuliah, koq dipanggil Pak seeh?!). Iya, iya…’afwan jiddan Wan, bagi penganut "madzhab” ini, panggilan ‘Pak’ juga termasuk bentuk"penjagaan”. Bahkan nih, ada "madzhab” lain yang "berijtihad” dengan mengganti semua sebutan Akh, Pak, dan nama-nama si ikhwan dengan nama ‘Afwan (awas dimarahin ortunya lho ukh! masak nama anak orang diganti2 seenaknya!). Mau contoh? Saat acara kepanitiaan, si akhwat dengan tegas berkata pada si ikhwan: ‘Afwan, bisa minta tolong jemput pembicara di jalan X, ban motor beliau pecah. Atau: ‘Afwan, sound system-nya udah di chek belum? ‘Afwan, sebaiknya acara segera dimulai, kasihan peserta sudah terlalu lama menunggu. Ada juga yang lewat SMS: ‘Afwan, ane gak bisa hadir syuro. ‘Afwan, Acaranya jadi ahad depan kan? Dll, dsb, dst….Jangan2 abiz gitu ada orang ammah yang ngira kalo nama ikhwan itu si ‘Afwan, kan gak lucu kalo tiba2 dia ikutan manggil si ikhwan dengan: Hey, ‘Afwan! Dari mane aje lu? (Huwahahaha…Ops! ‘Afwan, kebablasan). Kayaknya perlu materi MBA di kalangan Aktivis Dakwah deh. (bukan, bukan MBA yang ‘itu’. Tapi, Manajemen By ‘Afwan. Heheh).

Kembali ke topik. So, sah-sah aja koq kalo akhwat rame, tapi liat2 sikon ya Mbak! Jangan rame pas lagi Guru or Dosen menjelaskan (ya iyya laah, bisa dikeluarin tuh). Jangan rame saat orang2 lagi pada bobo (bisa2 ada bantal meluncur kea rah Anti. Hehehe…). Jangan rame saat ada kajian. Jangan rame saat liqo. Jangan rame di kamar mandi. Dan yang terpenting, jangan rame pas lagi sepi alias ga ada orang sama sekali (secara, Anti bisa dikira penghuni RSJ yang lagi lepas ukh. Hihihi…).

Rame terkadang diperlukan untuk memecah kesunyian. Rame juga dibutuhkan untuk mencairkan suasana yang membeku bak es batu. Rame di sini maksudnya obrolan disertai guyonan atau canda yang nggak melanggar syar’i dan gak kelewat batas. Ya, sekadarnya aja lah..biar suasana tegang menjadi riang, biar stress menjadi hilang.

Nah, dari paparan Akhwat Jubir di atas, makin terbukalah wawasan kita mengenai sosok bernama akhawat. Berhubung sudah ada bukti dari penelitian terdahulu (dalam Proposal Penelitian Seorang Akhwat), yang menyatakan bahwa akhwat bukanlah makhluk halus melainkan makhluk kasar (baca: manusia) yang tak luput dari salah dan dosa serta memiliki banyak sekali kekurangn dan kelebihan, maka dapat ditarik benang birunya bahwa ternyata: Rajin Pangkal Pandai, Malas Pangkal Bodoh! (iye, iye, ane tau..kagak nyambung kan?). Maka, dengan sepenuh hati ane nyatakan bahwa: Tak Ada Akhwat Yang Tak Retak.

Hmmf…Dasar Akhwat!

14. Akhwat Tompi

Pren, kenal Tompi kan? Itu tuh penyanyi asal Aceh aliran Jazz yang kalo manggung always pake topi (tau kan? tau kan?). Yeaah…biarlah Tompi hidup damai dan bahagia di sisinya (maksudnya, di sisi istrinya, hehe..). Qta gak lagi bicarain pemilik suara khas itu koq. Ngapain juga ngurusin orang, kita kan bukan akhwat Amigos, ya nggak?

Tompi di sini maksudnye, TOMboy en sPortI (ciyeh, keren kan?Kaya si ukh yang lagi deket ma ane ney.hehehe). Sekilas, akhwat ini emang gak da bedanya ma akhwat yang lain. Do’i tetep pake jilbab gede, kaos kaki, dan jubah kebesarannya. Tapi, kalo qta perhatikan lebih seksama (eit, ikhwan gak boleh ya), ternyata akhwat ini memang beda! Dari cara ngomongnya, gerak-geriknya, tindak-tanduknya, penampilannya, yang kesemuanya terkesan: cool maaan!! Kalo akhwat lain suka buat fanniyah (keterampilan dan kerajinan), ni akhwat malah lebih suka basketan (olahraga). Kalo akhwat lain dengan gayanya yang feminim, do’i malah terkesan macho en rada maskulin. Ada kemungkinan, sebelum hijrah, do’i emang dah tomboy. Misalnya karena dulu gaulnya banyak ama anak cowok. Atau dari sebelas bersaudara, dia anak cewek sendiri. Mungkin juga lingkungan keluarga dan masyarakat di tempatnya yang membentuk karakternya yang seperti itu. Banyak faktor. Walhasil, jadilah dia akhwat yang memiliki karakter dan sikap yang "keikhwan-ikhwanan”. Tapi, selama masih dalam batas kewajaran, ni akhwat gak berbahaya koq, Pren. Tenang, bagaimanapun naluri keibuan dan kewanitaannya masih ada dan terjaga. InsyaAllah..

15. Akhwat Apel

Waduh, apel?? Aja-aja ada nih! Apaan lagi tuh?? Apel adalah……Akhwat yang Amat suPEL!! (beeeeeeuu..! Kaya iklan Changcutters). Akhwat yang satu ini enak banget kalo diajak ngobrol, nyambung, ramah, pokoknya asyik deeeh!! Gaul ama dia emang nyenengin. Do’i mudah akrab ma siapa aja. Padahal baru kenal, tapi dah kayak teman lama. Untuk definisi supel ini, insyaAllah Prens Fillah lebih tau. Yaa….gitu deh. Tapi ukh, kalo ma cowok or ikhwan supelnya jangan kelewatan ya. Maksudnya, perhatikan juga adab-adab pergaulan dan berinteraksi dengan lawan bicara Antunna. Otre?!!

16. Akhwat Donat

Wah, donat??? Maaauuuu…!!! hehehe….Siapa yang doyan donaaat?? Eh, salah. Maksud ane, siapa yang doyan curhaaat??? Yap! Gak salah lagi. Dialah akhwat Donat!! Akhwat yang DOyaN curhAT. Tipe ini seringkali ane jumpai, banyak deh. Hampir semua akhwat yang ane kenal rata-rata pernah curhat ke ane (duh ida, jadi tong sampah, eh tong uneg dong! Kan tempat buang uneg2. hehe…). Ni akhwat sukanya emang curhat. Tapi, dah fitrahnya kalee.. cewek kan emang gitu. Pengen ngeluapin semua perasaan, baik kisah bahagia maupun gundah gulananya. Sebagian ada yang curhat karena buth solusi dan pendapat dari yang dicurhatin, namun gak sedikit dari mereka yang tujuan curhatnya hanya sekadar mencurahkan isi hatinya saja. Dia gak butuh tanggapan, hanya ingin didengarkan. Dia butuh teman untuk melampiaskan kekesalan atau berbagi kebahagiaan. Dia hanya ingin orang lain merasakan apa yang ia rasakan. Setelah ia muntahkan semua uneg-uneg yang ada di hatinya, perasaannya akan menjadi lega. Plong! Tapi Wat, mbok ya jangan terlalu doyan curhat. Gak semua orang bisa dijadikan tempat curhat. Liat-liat dulu, dia mau gak dicurhatin? Orangnya bisa gak jaga rahasia? Bisa ngasih solusi gak? Dll. Nah, daripada curhat ama orang yang salah, mending curhat sama Allah aja! Dijamin! Rahasiamu gak bakalan kebongkar. Mau solusi? So pasti ada! Dan Allah, siap mendengarkan curhatanmu kapan aja! Full time. 24 jam! So…..curhat ma Allah yuuk!!

17. Akhwat Lechi

Hohoho…ngomong-ngomong tentang lechi, ane sukaa banget ma minuman yang rasanya lechi. Maniiiiss…segeeerr (duh, jadi haus!). Siapakah gerangan akhwat Lechi itu?? Dia adalah akhwat yang keLEwat CHIldist!. Ngerti childist kan? hmm…gak sedikit lho akhwat yang model begini. Walaupun umur dah kepala dua, sikapnya masiiih aja kayak anak-anak. Emang sieh, usia tua gak menjamin kalo dia dah dewasa. Tapi, kekanak-kanakannya itu lhoo…lebay banget. Cara bicaranya, gayanya, tingkahnya, duh..manjaaa banget. Kadang, nyebelin juga sih kalo dah kelewatan childistnya. Ada juga yang cara berpikirnya dewasa, tapi tingkahnya masih kekanak-kanakan. Dan sebaliknya. Tapi, dia gak salah koq. Toh, perubahan butuh proses. Mungkin faktor keluarga dan orang-orang di sekelilingnya yang terbiasa manjain dia. Jadi agak sulit membentuk jiwa kedewasaannya. Butuh waktu. Hidup akan mengajarinya untuk lebih bijak dan dewasa. InsyaAllah…

Kok gambarnya anak2? Ya jelas childist donklha gambarnya kayak gitu. Ya suka2 ane donk, soalnya stock gambar ane tinggal ini doang sie. Hehehe...

Nah segini dulu aja tipe2 akhwat, ntar kalo ada lagi ane sambung lagi tipe2 akhwat lain.

Tipe2 diatas sebenarnya mirip ma si ukhty yang ada di Bekasi sono, habis....akhwat yang satu ini emang multi tipe.hehehe. Afwan ya ukh, hehehe. Ente emang selalu bisa jadi inspirasi buat ane.

Buat para akhwat2 sebangsa dan setanah air... "Dasar Akhwat...hehehe...Peace bro...eh Peace sis (kalo bro itu brother, nah kalo sis ya sister... Ya tho? hehehe) Gudbye!”
Wassalamualaikum...

artikel from >> http://muslimgaul.do.am

pesona kecantikan batin wanita


Malu karena Allah adalah perona pipinya…..Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai dadanya…..Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya……Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat……Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akherat….Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu……Tanganya selalu berbuat baik pada sesama….Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah…..Gelangnya adalah tawadhu…..Kalungnya adalah kesucian

Membaca sebait puisi yang tertulis di dalam buku Kotak kecantikan Ajaib yang ditulis oleh Ninih Muthmainnah atau yang biasa disebut teh ninih membuat saya berfikir bahwa mungkinkah bisa menjadi seperti apa yang beliau uraikan tersebut. Buku yang menjelaskan tentang lika-liku seorang muslimah, bagaimana pentingnya mengutamakan kecantikan batin dari pada hanya memperhatikan kecantikan fisik semata. Yahh..wanita dengan segala keindahanya..karena memang seperti itulah Allah menciptakan makhluk yang bernama wanita. Namun terkadang…kecantikan itu yang bisa membuat wanita menjadi penghuni neraka terbanyak dibandingkan laki-laki.Siapa sih yang tidak ingin disebut cantik? Semua wanita pasti menginginkannya. Berbagai macam cara dilakukan agar bisa terlihat cantik. Bahkan yang sebenernya tidak terlalu cantik, bisa mendadak jadi cantik kalau dia makeover tubuhnya disalon dan berdandan dengan pakaian yang modis. Halah…kayaknya butuh ekstra banyak doku deh kalau mau terus ngikutin hawa nafsu biar tetep di bilang cantik.

“eh…aku dah cantik blum”“

kira-kira…pantes gak ya aku dandan kaya gini”

“pakaian sama dandanan apaan sih yang lagi ngetrend saat ini, mau dunk di makeover kaya majalah itu”

“kira-kira si dia suka gak ya, tampilan cewek modis”

Bla…bla…bla….banyak deh rumpian yang sering kita denger kalo segenk wanita sudah ngomongin masalah penampilan atau kecantikan fisik. Memang cantik fisik itu penting juga, dan tidak bisa dianggap remeh. Tapi, apakah hanya sekedar cantik parasnya, mata yang indah, suara merdu? Tentu saja tidak. Kecantikan luar itu tidak akan bermakna tanpa ada kecantikan yang datang dari dalam. Waduuhh…apa lagi nih? Kecantikan batin atau bahasa kerenya Inner Beauty.

Terkadang kita pernah melihat atau berbicara dengan seseorang yang sebenarnya dari penampilan fisiknya biasa-biasa saja, tapi ada aura yang terpancar dari dirinya yang membuat kita merasa tertarik padanya. Nah! Pesona inilah yang disebut dengan Inner Beauty. Menurut buku yang saya baca ini, Inner Beauty adalah suatu kekuatan yang tidak terlihat memancarkan keindahan, karisma seseorang. Tetapi pengaruhnya dapat dirasakan oleh orang lain yang berada disekitarnya dan juga memiliki ketaqwaan kepada Allah. Wanita yang senantiasa memelihara ketaqwaan akan dapat mengalahkan kecantikan yang hanya dimiliki lahiriah saja.

Ciri wanita bertaqwa adalah mencintai Allah dan Rasulnya. menutup auratnya, melakukan ibadah-ibadah sunnah, berdzikir kepada Allah, bergaul dengan orang-orang shaleh, merasa diawasi oleh Allah, mengendalikan hawa nafsu.

sudah jelas mengenai inner beauty? Sekarang bagaimana caranya supaya memiliki inner beauty tersebut.Seorang muslimah, dapat memancarkan aura keanggunan fisiknya dari kepribadianya sehingga dapat tampil mempesona. Agar aura kecantikan bisa terpancar, maka diperlukan adanya keseimbangan antara kecantikan fisik dan juga kecantikan batinnya.Bagaimana bisa menampilkan inner beauty? Kunci utamanya adalah harus tampil percaya diri atau PeDe, berfikiran positif, dan tidak menyesali keadaan. Mampu mengendalikan stress.dan tetap semangat dalam menghadapi segala cobaan. Manajemen hati juga penting lho! Supaya bisa terhindar dari rasa benci, dengki, iri, mencoba untuk menghargai orang lain, gaya hidup yang sehat serta pola makan yang tepat. wah berat juga yaa…tapi mulai dicoba tidak ada salahnya kan?

Lantas, bagaimana caranya mengasah inner beauty tersebut?

Pertama, berfikiran positif. Berfikir positif pada diri sendiri dan juga pada orang lain. Muslimah yang berfikiran positif diyakini dapat membuat wajah lebih bersinar karena yang ada di dalam hati dan pikiran terpancar melalui wajah dan mata. Jangan menyesali kekurangan diri, lebih baik berfikir bahwa manusia memiliki kekurangan dan juga kelebihan.

Kedua, rasa Syukur. Rasa syukur juga membuat kita terhindar dari penyakit hati. Bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan karena pada dasarnya Allah sudah menciptakan fisik kita sedemikian sempurnanya. Rasa syukur akan membuat batin terasa lebih tentram. Biasakan juga untuk mengulurkan bantuan dengan ikhlas bagi orang yang membutuhkan.

Ketiga, mengasah kemampuan intelektual. Dengan wawasan serta pengetahuan yang luas akan membuat wanita muslimah memiliki nilai tambah tersendiri.

Keempat, hal yang tidak kalah pentingnya adalah SENYUM (^_^). Karena senyum yang tulus dapat meluluhkan ketegangan jiwa dan membuat wajah lebih bersinar. Hiks! Senyumnya asal jangan disalah artikan saja yaa…..

Ciri-ciri wanita muslimah yang memiliki kecantikan inner beauty itu, mereka yang mampu bertoleransi dan berinteraksi dengan sesama, mempunyai rasa sayang terhadap siapapun, dan rendah hati serta kuat iman. Heemmm…kira-kira…sudah ada blum yaa di diri ini ciri-ciri tersebut? Yah kalau kepingin punya ciri-ciri tersebut. Tidak ada salahnya kan mencoba mengikuti saran teh ninih? . . . yongkruu..

artikel from http://ukimedia.wordpress.com

muhrim atau mahrom . . ?? hayoo . . .


Disebuah kelas, di salah satu kampus gak terkenal di Bogor. Ada seorang mahasiswa cowok yang genit dan sok keren yang sukanya godain cewek. Namanya Oji. Seperti biasa setiap hari hobinya si oji itu godain temen-temen cewek di kelasnya, sampe temen-temen ceweknya itu suka menjerit jerit karena si oji suka toal toel keganjenan. Saat ini yang jadi korbannya adalah si Nani. Gak rela dideketin sm si oji, Nani pun ngejerit sambil maki-maki : “Najiis..Sumpeh deh lo..kita bukan muhrim..gak boleeehh tau..”

Si oji ini pun terkekeh kekeh njawab sambil tambah deket sama si nani : ” Eh eh eh ..emang koq bukan muhrim, kan kita gak lagi haji..Sini dong nani sayang…”

Si Nani pun ngibrit keluar kelas sambil ngejerit jerit : ” Ahh..mamih..ada orang gila…”

=============

Hahaha…pernah gak sih kita menyaksikan adegan seperti itu? Atau anda yang cewek pernah menjadi nani..atau bahkan anda yang cowok suka jadi si Oji yang genit dan ganjen? :D

Nah kalau kita perhatikan dengan baik, apa yang salah dari kata kata yang ada di ilustrasi diatas? Ahaa..coba perhatikan kata yang saya cetak tebal. Muhrim? Yap..Kata ini sudah familiar di telinga kita tapi sesungguhnya sering dalam penggunaannya tidak tepat dan pas dengan momentum pengucapannya.

Perlu diluruskan bahwa muhrim dalam bahasa Arab adalah muhrimun, mimnya di-dhammah yang maknanya adalah orang yang berihram dalam pelaksanaan ibadah haji sebelum tahallul. Nah jadi jawaban si Oji diatas adalah bener..pantas aja si Oji tambah berani. Karena si Oji tau bahwa muhrim yang dimaksud si nani gak pas maknanya. Haha mungkin si Oji udah pernah belajar bahasa di Pondok, tapi berhubung di Pondok dia gak suka ngeliat cewek, jadilah pas keluar dari pondok dia jadi lapar en kegenitan. Alah..sudahlah lupakan teman saya si Oji ini.

Lalu..apa yang seharusnya kita katakan ketika ada scene seperti ini? jawabannya adalah ” Maaf..kita bukan mahram..” mahram bahasa Arabnya adalah mahramun, mimnya di-fathah.

Mahram ini berasal dari kalangan wanita, yaitu orang-orang yang haram dinikahi oleh seorang lelaki selamanya (tanpa batas). (Di sisi lain lelaki ini) boleh melakukan safar (perjalanan) bersamanya, boleh berboncengan dengannya, boleh melihat wajahnya, tangannya, boleh berjabat tangan dengannya dan seterusnya dari hukum-hukum mahram.

Mahram sendiri terbagi menjadi tiga kelompok, yakni mahram karena nasab (keturunan), mahram karena penyusuan, dan mahram mushaharah (kekeluargaan kerena pernikahan).

Kelompok pertama, yakni mahram karena keturunan, ada tujuh golongan:
1. Ibu, nenek dan seterusnya ke atas baik dari jalur laki-laki maupun wanita
2. Anak perempuan (putri), cucu perempuan dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita
3. Saudara perempuan sekandung, seayah atau seibu
4. Saudara perempuan bapak (bibi), saudara perempuan kakek (bibi orang tua) dan seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu
5. Saudara perempuan ibu (bibi), saudara perempuan nenek (bibi orang tua) dan seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu
6. Putri saudara perempuan (keponakan) sekandung, seayah atau seibu, cucu perempuannya dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita
7. Putri saudara laki-laki sekandung, seayah atau seibu (keponakan), cucu perempuannya dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita
Mereka inilah yang dimaksudkan Allah subhanahu wa ta’ala:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالاَتُكُمْ وَبَنَاتُ اْلأَخِ وَبَنَاتُ اْلأُخْتِ

“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan…” (An-Nisa: 23)

Kelompok kedua, juga berjumlah tujuh golongan, sama dengan mahram yang telah disebutkan pada nasab, hanya saja di sini sebabnya adalah penyusuan. Dua di antaranya telah disebutkan Allah subhanahu wa ta’ala:

وَأُمَّهَاتُكُمُ الاَّتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُم مِّنَ الرَّضَاعَةِ

“Dan (diharamkan atas kalian) ibu-ibu kalian yang telah menyusukan kalian dan saudara-saudara perempuan kalian dari penyusuan.” (An-Nisa 23)

Ayat ini menunjukkan bahwa seorang wanita yang menyusui seorang anak menjadi mahram bagi anak susuannya, padahal air susu itu bukan miliknya melainkan milik suami yang telah menggaulinya sehingga memproduksi air susu. Ini menunjukkan secara tanbih bahwa suaminya menjadi mahram bagi anak susuan tersebut . Kemudian penyebutan saudara susuan secara mutlak, berarti termasuk anak kandung dari ibu susu, anak kandung dari ayah susu, serta dua anak yang disusui oleh wanita yang sama. Maka ayat ini dan hadits yang marfu’:

يَحْرُمُ مِنَ الرَّضَاعِ مَا يَحْرُمُ مِنَ النَّسَبِ

“Apa yang haram karena nasab maka itupun haram karena punyusuan.” (Muttafaqun ‘alaihi dari Ibnu ‘Abbas),

keduanya menunjukkan tersebarnya hubungan mahram dari pihak ibu dan ayah susu sebagaimana tersebarnya pada kerabat (nasab). Maka ibu dari ibu dan bapak (orang tua) susu misalnya, adalah mahram sebagai nenek karena susuan dan seterusnya ke atas sebagaimana pada nasab. Anak dari orang tua susu adalah mahram sebagai saudara karena susuan, kemudian cucu dari orang tua susu adalah mahram sebagai anak saudara (keponakan) karena susuan, dan seterusnya ke bawah.

Saudara dari orang tua susu adalah mahram sebagai bibi karena susuan, saudara ayah/ ibu dari orang tua susu adalah mahram sebagai bibi orang tua susu dan seterusnya ke atas.

Adapun dari pihak anak yang menyusu, maka hubungan mahram itu terbatas pada jalur anak keturunannya saja. Maka seluruh anak keturunan dia, berupa anak, cucu dan seterusnya ke bawah adalah mahram bagi ayah dan ibu susunya.
Hanya saja, berdasar pendapat yang paling kuat (rajih), yaitu pendapat jumhur dan dipilih oleh Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin dan Syaikhuna (Muqbil) rahimahumullahu, bahwa penyusuan yang mengharamkan adalah yang berlangsung pada masa kecil sebelum melewati usia 2 tahun, berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ

“Para ibu hendaklah menyusukan anaknya selama 2 tahun penuh bagi siapa yang hendak menyempurnakan penyusuannya.” (Al-Baqarah: 233)

Dan Hadits ‘Aisyah radhiallahu ‘anha muttafaqun ‘alaihi bahwa penyusuan yang mengharamkan adalah penyusuan yang berlangsung karena rasa lapar dan hadits Ummu Salamah yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Irwa (no. hadits 2150) bahwa tidak mengharamkan suatu penyusuan kecuali yang membelah (mengisi) usus dan berlangsung sebelum penyapihan.

Dan yang diperhitungkan adalah minimal 5 kali penyusuan. Setiap penyusuan bentuknya adalah: bayi menyusu sampai kenyang (puas) lalu berhenti dan tidak mau lagi untuk disusukan meskipun diselingi dengan tarikan nafas bayi atau dia mencopot puting susu sesaat lalu dihisap kembali.

Adapun kelompok ketiga, jumlahnya 4 golongan, sebagai berikut:
1. Istri bapak (ibu tiri), istri kakek dan seterusnya ke atas berdasarkan surat An-Nisa ayat 23.
2. Istri anak, istri cucu dan seterusnya ke bawah berdasarkan An-Nisa: 23.
3. Ibu mertua, ibunya dan seterusnya ke atas berdasarkan An-Nisa: 23.
4. Anak perempuan istri dari suami lain (rabibah) , cucu perempuan istri baik dari keturunan rabibah maupun dari keturunan rabib, dan seterusnya ke bawah berdasarkan An-Nisa: 23.

Nomor 1, 2 dan 3 hanya menjadi mahram dengan akad yang sah meskipun belum melakukan jima’ (hubungan suami istri). Adapun yang keempat maka dipersyaratkan bersama dengan akad yang sah dan harus terjadi jima’, dan tidak dipersyaratkan rabibah itu harus dalam asuhannya menurut pendapat yang paling rajih yaitu pendapat jumhur dan dipilih oleh Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu.

Dan mereka tetap sebagai mahram meskipun terjadi perceraian atau ditinggal mati, maka istri bapak misalnya tetap sebagai mahram meskipun dicerai atau ditinggal mati. Dan Rabibah tetap merupakan mahram meskipun ibunya telah meninggal atau diceraikan, dan seterusnya.

Selain yang disebutkan di atas, maka bukan mahram. Jadi boleh seseorang misalnya menikahi rabibah bapaknya atau menikahi saudara perempuan dari istri bapaknya dan seterusnya.

Begitu pula saudara perempuan istri (ipar) atau bibi istri, baik karena nasab maupun karena penyusuan maka bukan mahram, tidak boleh safar berdua dengannya, berboncengan sepeda motor dengannya, tidak boleh melihat wajahnya, berjabat tangan, dan seterusnya dari hukum-hukum mahram tidak berlaku padanya. Akan tetapi tidak boleh menikahinya selama saudaranya atau keponakannya itu masih sebagai istri hingga dicerai atau meninggal. Hal ini berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَأَنْ تَجْمَعُوْا بَيْنَ اْلأُخْتَيْنِ

“Dan (haram atasmu) mengumpulkan dua wanita bersaudara sebagai istri (secara bersama-sama).” (An-Nisa: 23)
Dan hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu muttafaqun ‘alihi bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mengumpulkan seorang wanita dengan bibinya sebagai istri secara bersama-sama. Wallahu a’lam bish-shawab.
(Lihat Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir As-Sa’di, Syarhul Mumti’, 5/168-210)

Nah nah nah mari kita gunakan bahasa arab yang baik dan benar..supaya maknanya pas gitu loh :D . . . hehehe
artikel ini diambil dari https://abuhanzhalah.wordpress.com/2010/06/18/muhrim-atau-mahram/


Terima kasih semoga bermanfaat... assaLamu'aLaikum . . .
Foto Saya
emmm . . . ganTeng dan shOLeh o_0

pesan anda

pesan anda